6 Jenis Media Tanam Hidroponik

Fungsi media tanam dalam budidaya secara hidroponik adalah membantu tanaman agar tetap berdiri sekaligus membantu tanaman dalam proses penyerapan nutrisi. Beberapa syarat media tanam yang digunakan setidaknya harus mampu menyerap dan menghantarkan air, tidak mudah busuk, steril, dapat membuang kelebihan air, tidak mengandung garam laut, tingkat keasaman netral hingga alkalis, mengandung kalsium dan tidak mempengaruhi pH.

Terdapat banyak jenis media tanam yang bisa digunakan dalam budidaya secara hidroponik, beberapa di antaranya sebagai berikut:

1. Sekam Bakar

Sekam bakar didapatkan dari sisa hasil penggilingan padi yang dibakar secara parsial atau pembakaran tak sempurna. Kelebihan media tanam ini yaitu bersih dari bakteri patogen karena diproses melalui pembakaran yang relatif steril serta memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air (porositas) yang cukup baik. Sekam bakar memiliki kandungan Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalsium (Ca), Kalium (K) dan Magnesium (Mg) yang sangat diperlukan tanaman.

Kelebihan lainnya adalah sekam bakar mengandung banyak karbon yang umumnya diperlukan dalam pembuatan pupuk kompos yang bebas dari penyakit dan zat kimia berbahaya, dapat diproduksi sendiri menggunakan bahan baku berupa bekas kulit padi serta mudah untuk dipisahkan dari akar tanaman apabila tanaman tersebut ingin dipindah tanamkan. Dalam penggunaan untuk penyemaian, sebaiknya sekam bakar digunakan maksimal sebanyak 2 kali.

2. Cocopeat

Cocopeat atau coir merupakan media tanam dari sabut kelapa yang diolah menjadi serbuk. Biasanya cocopeat yang dijual dalam bentuk kubus sudah terbebas dari kandungan tannin yang dapat mengganggu tanaman, sedangkan cocopeat dalam bentuk karungan masih perlu proses untuk menghilangkan tannin. Tannin adalah senyawa polifenol untuk menyamakkan kulit mentah menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun, jika dikandung oleh media tanam dalam jumlah yang banyak dapat merugikan tanaman karena menghambat proses pertumbuhan. Untuk menghilangkan tanin bisa dengan cara merendam cocopeat dalam air selama 6 hari dengan penggantian air dilakukan setiap 2 hari sekali. Rentang pH cocopeat sekitar 5,0-6,8 sehingga bagus untuk pertumbuhan perakaran tanaman. Cocopeat juga memiliki kandungan Fosfor dan Kalium yang sangat banyak, serta mengandung beberapa unsur lainnya, seperti Kalsium, Magnesium dan Natrium yang diperlukan oleh tanaman.

Cocopeat memiliki daya serap air yang sangat tinggi hingga mencapai 6 kali dari jumlah volumenya, sehingga dalam penggunaannya sering dicampurkan dengan media tanam lain seperti sekam bakar dengan perbandingan 50:50. Alasannya, daya serap air yang tinggi dapat membuat aerasi pada tanaman sangat rendah dan membuat akar kesulitan mendapatkan asupan oksigen sehingga pencampuran dengan sekam bakar dapat meningkatkan daya aerasinya. Jika hanya menggunakan cocopeat tanpa dicampur media tanam lainnya, maka solusinya kurangi pemberian air agar media tanam tidak terlalu basah.

3. Rockwool

Rockwool merupakan media tanam anorganik berbentuk serat. Penggunaan rockwool sangat populer di kalangan petani/hobis hidroponik karena kemampuan menyimpan air dan udaranya yang sangat baik. Media tanam ini terbuat dari bebatuan, umumnya batu basalt yang dilelehkan dengan panas suhu mencapai 1600 derajat celcius. Setelah meleleh seperti lava, batuan tersebut di sentrifugal hingga menjadi serat-serat.

Rockwool memiliki kemampuan mengikat air hingga 14 kali dari kapasitas tanah dan tidak mengandung patogen penyebab penyakit karena steril. pH rockwool cenderung tinggi, yaitu berkisar antara 7.8 – 8.0 karena terbuat dari bebatuan yang umumnya mengandung mineral alkali dan alkali tanah. Namun rockwool juga mengandung mineral yang baik untuk tanaman, seperti kapur dan kalsium. Rockwool tidak dapat digunakan berulang-ulang dan umumnya hanya digunakan sebanyak 1 kali penanaman saja.

4. Clay/Hydroton

Clay atau hydroton adalah media tanam dari tanah liat yang dipanaskan dengan suhu mencapai 1000 derajat celcius. Clay berbentuk bulat seperti kelereng dengan diameter sekitar 1 – 2,5 cm dan memiliki pori-pori di dalamnya yang berguna untuk mengikat air nutrisi. Bentuknya yang bulat ini memungkinkan aerasi yang baik sehingga ketersediaan oksigen juga lebih baik. Selain itu, bentuk bulat ini juga tidak beresiko merusak akar. pH pada clay relatif stabil dan netral sehingga sangat baik dijadikan sebagai media tanam dalam proses penyemaian ataupun penopang tanaman. Media tanam ini bersifat inert atau tidak memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman, namun sifatnya steril karena melalui proses pemanasan yang tingi, sehingga aman dari bakteri patogen. Clay juga cukup ekonomis karena dapat digunakan berulang-ulang. Cukup bersihkan clay dari kotoran, lumut maupun alga jika akan digunakan pada penanaman selanjutnya. Penggunaan clay sebagai media tanam cukup populer dalam menanam secara hidroponik di Negara Jerman.

5. Perlite

Perlite merupakan batuan vulkanik dari bebatuan obsidian yang dipanaskan dengan suhu tinggi, hingga terhidrasi. Keadaan ini menyebabkan kandungan airnya menguap dan meninggalkan banyak lubang-lubang di bebatuannya. Aerasi dengan media tanam ini sangat baik serta memiliki pH yang netral. Kemampuannya menyerap air juga sangat baik, sehingga sangat membantu dalam proses pertumbuhan perakaran tanaman. Namun perlite tidak mampu menahan air dalam waktu yang lama, sehingga pemakaiannya sering dicampur dengan vermiculite atau cocopeat. Pencampuran dengan perbandingan yang pas dapat menghasilkan efek penahanan air sesuai yang diinginkan.

6. Hydrogel

Hydrogel merupakan kristal polimer yang umumnya berbentuk bulat. Gel ini mampu menyerap air hingga 200 kali ukurannya, sehingga sangat praktis dijadikan media tanam agar tidak perlu dilakukan penyiraman yang sering. Hydrogel biasanya memiliki warna yang beragam serta bentuk yang bermacam-macam, sehingga sering dijadikan sebagai media tanam untuk tanaman hias di dalam rumah.

Sebagai media tanam hidroponik, hydrogel mampu menyimpan air nutrisi yang cukup untuk tanaman sehingga tanaman tidak akan kekurangan nutrisi. Cara penggunaannya cukup direndam dalam air nutrisi, kemudian tiriskan sebelum diletakkan pada tanaman agar tidak ada air yang menggenang di dalam pot. Jika dalam beberapa hari hydrogel sudah mulai menyusut, lakukan perendaman dan tiriskan kembali seperti semula.

Dari bermacam jenis media tanam tersebut, masing-masing tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun umumnya penggunaan sekam bakar lebih banyak diaplikasikan, karena selain kandungan yang dimilikinya sangat membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik, sekam bakar juga tergolong lebih ekonomis dan mudah didapatkan di pasaran.

Meskipun begitu, pemilihan media tanam pada dasarnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman ataupun ketersediaannya di lingkungan sekitar Anda karena bertanam hidroponik sebenarnya sangat fleksibel dan gampang dilakukan. Bahkan Anda juga dapat mencoba bereksperimen dengan mencampur beberapa jenis media tanam, sehingga Anda bisa lebih yakin media tanam mana yang memberikan hasil terbaik dan tidak menyulitkan penggunaanya. Selamat berkebun!

Silahkan kunjungi:

Aneka media tanam hidroponik lainnya klik disini.

Untuk perlengkapan hidroponik klik disini.

Nutrisi hidroponik klik disini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Butuh Bantuan? Chat di WA