tips merawat bibit tanaman

Tips Merawat Bibit Tanaman Agar Selalu Sehat dan Cepat Berbuah

Merawat bibit tanaman hasil mencangkok ataupun stek, sekilas tampak mudah karena melihat perakaran tumbuhan sudah cukup kuat. Namun dengan perawatan seadanya tentu akan membuat pertumbuhannya tidak maksimal dan bahkan bisa sangat mudah terserang hama penyakit. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bibit tanaman dapat tetap sehat hingga cepat menghasilkan buah. Berikut beberapa tips yang bisa Anda coba untuk mendapatkan hasil tanaman yang maksimal:

tips merawat tanaman

Tips Merawat Tanaman

1. Lubang Tanam

Memindahkan bibit ke dalam lubang tanam, sebaiknya dilakukan saat bibit sudah mencapai tinggi sekitar 0,5 – 1,5 meter. Perbedaan tinggi ini juga berpengaruh terhadap lebar lubang tanam yang akan dibuat. Untuk bibit dengan tinggi 0,5 meter, buatlah lubang tanam dengan ukuran 50x50x50 cm, bibit dengan tinggi 1 meter memerlukan lubang tanam berukuran 75x75x75 cm dan bibit setinggi 1,5 meter memerlukan lubang tanam berukuran 100x100x100 cm. Sebelum memasukkan bibit ke dalam lubang, bersihkan terlebih dahulu lubang tersebut dari bebatuan ataupun sampah, kemudian masukkan pupuk fosfat berupa Rock Phosphat (RP), Triple Super Phosphat (TSP) ataupun Super Phosphat 36 (SP36) yang berguna membuat pertumbuhan akar lebih kuat. Masukkan 100 gram fosfat untuk bibit tumbuhan setinggi 0,5 meter, 150 gram untuk bibit setinggi 1 meter dan 200 gram untuk bibit setinggi 1,5 meter. Selanjutnya, lepaskan plastik polybag pada bibit secara hati-hati dan masukkan bibit tersebut ke dalam lubang tanam.

2. Tanah Penutup

Untuk menutup lubang tanam, gunakan campuran pupuk kandang dengan tanah yang akan digunakan untuk menutup lubang. Sebaiknya gunakan tanah yang gembur untuk membuat perakaran dapat tumbuh dengan leluasa. Anda bisa menggunakan tanah lain yang bukan dari tanah galian sebelumnya jika dirasa kurang baik untuk dijadikan media tanam. Untuk pertumbuhan yang lebih baik lagi, campuran bisa terdiri dari tanah gembur, pupuk kandang dan pupuk fosfat yang diaduk rata. Masukkan campuran tanah tersebut sampai setinggi batas leher bibit yang ditanam, kemudian padatkan tanah di sekitarnya agar bibit tidak miring. Pemadatan ini tidak akan membuat tanah di dalam menjadi padat, karena campuran tanah tersebut sudah cukup gembur dan cocok untuk pertumbuhan tanaman.

3. Kadar pH Tanah

Kadar keasaman pada tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanah yang asam yakni tanah dengan pH rendah (pH < 7), memiliki kandungan Aluminium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang cukup banyak sehingga dapat meracuni tanaman serta mengikat unsur-unsur hara yang sangat diperlukan tanaman seperti Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Molibdenum (Mo) dan Sulfur (S). Tanah yang bersifat basa atau kadar pH yang tinggi (pH > 7), mengakibatkan fosfor banyak diikat oleh Kalsium (Ca) dan unsur mikro Molibdenum (Mo) menjadi sangat banyak. Jika begitu, Mo juga bisa meracuni tanaman sehingga menetralkan kadar pH tanah sangat diperlukan agar unsur-unsur hara bisa lebih mudah larut dalam air dan bisa diserap dengan baik oleh tanaman. Untuk menetralkan pH tanah yang asam, bisa menggunakan pengapuran (menaburkan kapur dolomit ke tanah), sedangkan untuk pH tanah yang basa, bisa dilakukan dengan penambahan belerang (S).

4. Penyiraman

Penyiraman pada tanaman merupakan hal yang sangat umum dalam merawat tanaman. Namun, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kualitas dan kuantitas air sangat perlu diperhatikan.

Untuk kualitas air, penggunaan air sumur merupakan cara terbaik karena mengandung zat-zat yang sangat diperlukan oleh tanaman. Apabila Anda menggunakan air hujan ataupun air ledeng, endapkan dulu selama 12-14 jam sebelum digunakan, karena biasanya air tersebut mengandung zat lain, seperti kaporit yang kurang baik untuk tanaman. Untuk penggunaan air sungai, bisa saja memberikan hasil yang baik, tetapi jika air tersebut belum terjamin kebersihannya, sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan mengandung limbah yang justru dapat meracuni tanaman.

Kuantitas penyiraman bisa ditentukan, tergantung jenis tanamannya dan pastikan air mengalir di semua bagian tumbuhan, khususnya daun-daunnya agar tampak segar dan melancarkan proses fotosintesis. Untuk jenis tanaman yang bisa hidup di dalam ruangan, biasanya tidak memerlukan banyak air karena penguapan di dalam ruangan lebih sedikit dari pada tanaman yang berada di luar ruangan. Waktu penyiraman terbaik adalah saat pagi hari sebelum pukul 09.00 dan sore hari setelah pukul 16.00.

5. Pelindung Batang

Tumbuhan yang ditanam langsung di tanah tanpa menggunakan pot, biasanya rawan terinjak oleh manusia maupun hewan yang lewat. Memberi pagar pada bibit tanaman yang belum terlalu besar sebaiknya dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut. Menggunakan pagar dari kayu atau bambu bisa menjadi pilihan untuk pagar sementara, hingga tanaman dirasa sudah cukup besar dan aman dari masalah tersebut.

6. Pemupukan

Pemupukan pada tanaman sangat perlu dilakukan. Walaupun pupuk kandang sudah digunakan untuk campuran media tanam, penggunaan pupuk organik lainnya juga diperlukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Anda bisa memberikan pupuk NPK sebanyak 25 gram dengan perbandingan 15:15:15 yang diberikan setiap 4 bulan sekali hingga tanaman berumur 2 tahun. Setelahnya, sekitar tahun ketiga dan seterusnya Anda bisa menambahkan kuantitas pupuk hingga sebanyak 100 gram. Cara pemupukan tanaman dapat dilakukan dengan membenamkan pupuk sedalam 10 cm ke media tanam, kemudian siram secukupnya. Klik disini untuk melihat semua produk pupuk organik yang kami jual.

7. Pengendalian Hama dan Gulma

Hama adalah hewan yang dapat merusak pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tak langsung. Jenis-jenis hama diantaranya adalah ulat, lalat buah, tikus, gangsir, walang sangit, wereng dan lain-lain. Untuk mengatasi hama bisa menggunakan cara kimiawi ataupun biologis.

Secara kimiawi bisa menggunakan insektisida (hama serangga) atau larvasida (hama ulat). Cara biologis adalah dengan menggunakan predator hama tersebut, seperti hama ulat kupu-kupu artona misalnya, dapat diberantas dengan lebah penyengat, atau hama kutu loncat yang dapat di berantas dengan semut rang-rang. Selain itu juga Anda dapat menempatkan tanaman kemangi ataupun kenikir di sekitar tanaman karena kebanyakan hama tidak menyukai bau menyengat yang dikeluarkan tanaman tersebut. Klik disini untuk melihat semua produk insektisida yang kami jual.

Gulma adalah sejenis tanaman pengganggu yang juga dapat merusak pertumbuhan tanaman secara perlahan namun menimbulkan kerugian yang cukup besar. Gulma merusak tanaman dengan berkompetisi kuat untuk mengambil unsur-unsur hara, sinar matahari, ruang tumbuh, udara dan air. Beberapa contoh gulma diantaranya adalah rumput teki ataupun tanaman paku-pakuan. Untuk pemberantasan gulma, bisa dilakukan dengan cara manual, yakni mencabut gulma tersebut. Namun jika tanaman memiliki kuantitas yang sangat banyak, menggunakan cara kimiawi juga dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida (racun rumput) dengan bahan aktif isoprofil amina glifosat, seperti RoundUp, SunUp, Basmilang dan Rambo yang dicampur herbisida dengan bahan aktif 2,4D Amina, seperti Lindomin dan DMA6. Klik disini untuk melihat semua produk herbisida yang kami jual.

8. Pemangkasan

Pemangkasan pada cabang tanaman, tak hanya membuat tampilannya tampak lebih rapi. Cara ini juga bisa memutus siklus hama, sehingga membuat tanaman lebih terjaga dari serangan hama. Manfaat lainnya juga bisa memicu pertumbuhan bunga-bunga baru yang akan menjadi bakal buahnya. Klik disini untuk melihat semua produk gunting yang kami jual.

9. Repotting

Repotting adalah proses pergantian pot dan media tanam, khususnya pada tanaman dalam pot (Tabulampot). Hal ini perlu dilakukan untuk mengganti unsur hara yang telah habis serta berguna untuk mengembalikan kegemburan pada media tanam, karena tanah yang terlalu padat bisa membuat kadar pH tanah semakin asam dan tidak baik untuk kesehatan tanaman. Akar yang telah memenuhi pot juga dapat mengurangi ruang tanam sehingga akan menghambat pertumbuhannya. Pada jenis tanaman tahunan, sebaiknya lakukan repotting setiap 9 atau 12 bulan sekali, sedangkan pada jenis tanaman musiman dapat dilakukan setiap 3 atau 4 bulan sekali. Sebaiknya lakukan proses repotting ini saat sore hari, dimana cuaca sudah cukup teduh agar mengurangi penguapan berlebih.

Merawat bibit tanaman yang baru dibeli sangatlah mudah dan menyenangkan jika kita tahu cara memperlakukannya dengan baik. Dan perlu diingat, untuk mendapatkan hasil tanaman yang maksimal, sebaiknya jangan menggunakan bibit yang berasal dari biji, namun gunakanlah bibit yang berasal dari hasil okulasi, stek ataupun cangkok. Demikianlah tips merawat tanaman, ikuti langkah diatas! niscaya tanaman Anda akan selalu sehat dan berkembang dengan normal. Selamat mencoba!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Butuh Bantuan? Chat di WA