Meski baru memasyarakat beberapa tahun belakangan ini, tapi sebenarnya sejarah hidroponik sudah dikenal manusia beberapa puluh abad yang lalu. Bangsa Babilonia merupakan bangsa yang pertama kali mempraktekan sistem hidropinik sekitar 600 tahun SM. Ketika itu bangsa tersebut membuat taman gantung atas perintah Raja Nebuchadnezzar.
Baca juga: Memahami Dasar Dari Sistem Hidroponik
Selain itu, bangsa China, Mesir dan penduduk asli Meksiko Suku Astec juga melakukan hal yang sama meski dengan konsepnya berbeda. Misalnya Chinampas berupa pulau buatan yang terapung di danau air tawar yang saat ini sering dinamakan dengan sebutan floating garden.
Penelitian Hidroponik
Sebelum berkembang seperti saat ini, pada tahun 1600 masehi ada seorang ahli botani berasal dari Belgia mengadakan penelitian tentang sistem tanaman hidroponik. Pria bernama Jan Van Helmont ini mengambil kesimpulan jika tanaman mendapat zat-zat penyusun dari air.
Setelah itu pada tahun 1699, ada peneliti lain asal Inggris John Woodward punya kesimpulan yang sedikit berbeda. Dia menyebutkan tanaman bisa tumbuh karena mendapat zat yang tidak hanya berasal dari air saja, melainkan juga dari tanah.
Selanjutnya pada 1804 muncul pendapat yang lebih baru dari De Saussure. Dia menyebutkan tanaman memiliki unsur kimia yang diperoleh dari tanah, air dan udara. Pendapat ini disetujui ahli botani dari Perancis, Boussingault pada tahun 1851. Di era tersebut Boussingault berhasil bereksperimen mengembangbiakan tanaman dengan media pasir, arang dan beberapa macam larutan kimia.
Berikutnya pada 1860 hingga 1861 dua peneliti asal Jerman, Knop dan Sach sukses membuat media tanam hidroponik dari air tanpa memakai tanah. Metode yang dinamakan nutriculture inilah yang kemudian menjadi cikal bakal sistem budidaya tanaman hidroponik seperti yang saat ini dikenal secara luas di masyarakat.
Perkembangan Selanjutnya
Cerita dan kisah hidroponik yang sebelumnya sempat terhenti mulai berkembang lagi sekitar tahun 1925. Ketika itu ada perusahaan bernama Green House yang tertarik mengaplikasikan sistem nutriculture pada industri dalam skala yang lebih besar.
Beberapa tahun berikutnya, Dr. W F Gericke dari Amerika melakukan praktek nutriculture menggunakan tanaman tomat, selada dan beberapa jenis sayuran lainnya. Tetapi oleh peneliti tersebut kata nutriculture diganti dengan istilah hidroponik yang mengandung makna bekerja dengan air.
Hidroponik di Era Modern
Sistem tanam hidroponik menunjukan perkembangan yang semakin pesat setelah ditemukan pompa air, plastik, selenoid valves dan perabot lainnya. Perlengkapan ini memberi dukungan yang sangat besar terhadap kemajuan budidaya sistem hidroponik karena semua bisa bekerja secara otomatis.
Saat ini teknologi hidroponik sudah menjadi bagian dari sistem pertanian modern. Selain itu juga dianggap sebagai alternatif paling mudah untuk mengatasi keterbatasan lahan yang dari waktu ke waktu terus mengalami penyempitan.
Di masa sekarang, setidaknya ada 6 jenis sistem hidroponik yang masing-masing terdiri dari berbagai macam varian. Semua dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis tanaman yang mau dibudidayakan.
Lihat di sini berbagai produk perlengkapan hidroponik kami.