Beberapa tanaman hias ditanam tidak hanya untuk dinikmati bunganya melainkan dinikmati daunnya. Tanaman hias berikut seperti pakis haji dan puring. Tanaman seperti puring memiliki banyak sekali variasi bentuk daun dan warna daunnya. Pakis haji memiliki daun seperti palem dan strobilus-strobilus yang mencuri perhatian. Berikut ini sekilas tentang tanaman tersebut dan tanaman-tanaman hias lainnya.
50.Pacar Air (Impatiens balsamina)
Tanaman pacar air atau pacar banyu (jawa) merupakan tanaman herbaceus (batang berair) dari golongan famili Balsaminaceae. Tinggi tanaman 30-80 cm. Batang pacar air bulat, tegak dan lunak serta terdapat buku-buku pada batang. Permukaan batang licin dengan warna batang merah tua.
Daun pacar air merupakan daun tunggal berbentuk lanset dengan pangkal dan ujung daun runcing. Daun pacar air berwarna hijau, dengan tepi bergerigi, dan tulang daun menyirip. Panjang helai daun 5-8 cm dan lebarnya berkisar antara 3-5 cm.
Bunga pacar air merupakan bunga tunggal yang tumbuh di ketiak daun (bunga aksilaris). Daun mahkota berbentuk seperti jantung terbalik berjumlah 5 buah. Warna mahkota bunga merah atau merah muda keunguan dan panjang daun mahkota sekitar 1 cm hingga 3 cm. Daun kelopak berbentuk corong sedikit miring. Buah pacar air merupakan tipe buah kendaga. Buah ini akan terbagi menjadi 5 bagian seperti terpilin saat masak.
Tanaman yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara ini dapat hidup di lingkungan tanah yang kering. Tanaman ini dapat hidup tanpa akar karena batangnya yang berair (herbacus) namun harus diletakkan dalam media tanam air. Perbanyakan tanaman pacar air ini dapat dilakukan dengan perbanyakan generatif melaalui biji atau dengan perbanyakan vegetatif buatan melalui stek batang.
Selain sebagai tanaman hias di pekerangan, tanaman ini juga dijadikan sebagai tanaman obat pada pengobatan tradisional. Biji pacar air dimanfaatkan sebagai peluruh haid dan mempermudah persalinan. Bunga pacar air dapat dimanfaatkan untuk hipertensi, rematik sendir, atau bisul. Daunnya dimanfaatkan untuk mengobati keputihan, sebagai analgesik (penghilang nyeri), dan radang kulit (dermatitis). Akarnya pun dapat dimanfaatkan sebagai anti radang, kaku leher, dan sakit pinggang.
51. Pakis Haji (Cycas rumphii)
Tanaman pakis haji atau Cycas merupakan tanaman perdu dan termasuk golongan tumbuhan berbiji terbuka dari famili Cycadaceae. Habitus pakis haji hampir menyeruapi tanaman palem walaupun berkerabat sangat jauh. Batang pakis haji tidak memiliki cabang dengan percabangan monopodial.
Pakis haji berbatang tegak lurus, bulat dan berwarna coklat kehijauan dengan permukaan yang kasar. Tanaman dari genus Cycas ini memiliki saluran lendir pada kulit batangnya. Beberapa jenis pakis haji yg berukuran besar, ada yang dapat dikonsumsi bagian teras batang karena bagian tersebut mengandung pati dalam jumlah banyak.
Akar pakis haji merupakan akar tunggang. Pada beberapa jenis pakis haji, akar ini terinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria (Anabaena cycadae) yang bersimbiosis mutualisme membentuk bintil-bintil akar yang mengikat nitrogen. Daun Pakis haji merupakan daun tunggal dengan duduk daun roset pada batang. Bangun daunnya menyirip dan berbagi dengan tipe tulang daun sejajar dan daun bertepi rata. Tangkai daun berduri.
Semua pakis haji merupakan tanaman berumah dua yaitu terdiri dari tanaman jantan dan tanaman betina. Tanaman pakis haji memiliki strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan berupa runjung besar berbentuk silinder yang terdapat di ujung batang. Strobilus jantan tersusun rapat dan di dalamnya terdapat mikrosporangium dan mikrospora (serbuk sari).
Sedangkan strobilus betina berbentuk menyerupai daun/ keris namun dengan banyak biji yang tumbuh dari samping. Strobilus betina ini tumbuh dari sela-sela ketiak daun. Strobilus betina terdiri dari 2 hingga lebih ovulum. Biji terdapat di permukaan caun buah (carpellum) dan bentuknya bulat berwarna hijau dan coklat.
52.Puring (Codiaeum variegatum)
Puring atau disebut kroton merupakan tanaman perdu dari famili Euphorbiaceae yang dijadikan tanaman hias karena bentuk dan warna daunnya yang bermacam-macam. Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia dan menyebar ke seluruh daerah tropis dan subtropis.
Tanaman puring tergolong dalam genus Codiaeum, dengan tinggi tanaman kurang lebih 3 meter. Batang puring ada yang berbentuk bulat dan ada pula yang memiliki batang bersudut. Batang bercabang banyak dan pertumbuhannya tegak. Batang puring berkayu, keras, dan mengeluarkan getah putih lengket yang mengandung lateks.
Daun puring bentuknya beraneka ragam, antara lain helai daun memanjang, bulat telur, jorong, tepian daun bergelombang, bentuk linier (pita), atau helai daun yang tampak terputus, dan banyak lainnya. Warna variasi daun pun beragam. Ada yang berwarna hijau, jingga, kuning, merah, daun varigata hijau kuning merah, dan banyak variasi lainnya. Corak permukaan daun ada yang berbintik-bintik, garis, atau belang. Tepi daun ada yang rata ada pula yang bergelombang bahkan ada jenis puring yang memiliki daun terpilin (keriting). Ujung daun juga ada yang runcing dan ada yang tumpul. Daun puring tersusun berseling pada ruas batang dan saling berhadap-hadapan.
Puring merupakan tanaman berumah satu. Bunga puring merupakan bunga telanjang. Bunga jantan berupa benang sari-benang sari yang berkumpul menjadi satu dan bunga jantan akan masak terlebih dahulu daripada bunga betina (protandri). Buahnya berbentuk bulat berwarna hijau mengkilat (muda) dan hijau tua yang kusam (tua). Biji berbentuk bulat.
Tanaman puring dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis. kelompok puring yang terkenal dibagi menjadi empat jenis, yaitu Puring Meidum baill, Puring Croton, Puring Phylovren, dan Puring Pictum hook. Jenis Puring Croton adalah puring yang umum terdapat di pasar tanaman hias. Varietas puring pun bermacam-macam. Beberapa yang terkenal diantaranya Puring Nuri (C. variegatum ‘Miami’), Puring buntut ayam (C. variegatum ‘Majestic’), Puring Banci (C. variegatum ‘Imperialis’), dan banyak lainnya.
Tanaman puring juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional untuk mengobati sakit perut, penyakit cacingan, nafsu makan berkurang dan lain-lain. Selain itu tanaman puring juga diketahui berfungsi sebagai penangkal polusi udara (pembersih udara) dengan mengikat gas karbon monoksida. Puring juga diketahui dapat memperbaiki kualitas air dengan cara menanam puring di sekitar sumur atau sumber mata air lain. Untuk produk tanaman Puring bisa langsung Klik disini.
53. Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
Bunga sepatu atau kembang sepatu merupakan tanaman perdu dari famili Malvaceae dan genus Hibiscus. Batang tanaman bulat, berkayu, dan keras. Batang berwarna hijau saat muda dan akan berwarna hijua tua kusam. Tinggi tanaman bekisar antara 2-5 meter. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Pada daerah tropis, bunga sepatu berbunga sepanjang tahun dan di daerah subtropis, bunga sepatu akan berbunga saat masuk musim panas hingga musim gugur.
Tanaman hibiscus memiliki daun tunggal berwarna hijau muda hingga hijau tua. Daun bunga sepatu pangkalnya tumpul dan ujungnya runcing. Ukuran daun bervariasi mulai 6-11 cm panjangnya dan 4,5-8 cm ukuran lebar. Daun bunga sepatu berbentuk bulat telur.
Bunga sepatu merupakan bunga tunggal yang tumbuh di ketiak daun (bunga aksilaris). Bentuk bunga seperti terompet sedangkan kelopak bunga seperti lonceng yang terbagi 5. Warna kelopak bunga hijau kekuningan. Mahkota bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota (petal) dan kelopak tambahan (sepal) berjumlah 8 yang tersusun saling lepas.
Ukuran helai bunga mahkota panjang sekitar 6 cm dan lebar 4 cm. Warna mahkota bunga (petal) bervariasi antara lain putih, merah muda, merah, kuning, atau jingga. Diameter bunga berkisar antara 6 cm hingga 20 cm. Tangkai putik bunga sepatu berbentuk silinder dan menjulur hingga keluar dari dasar bunga. Tangkai sari mengelilingi tangkai putik di bagian ujung dan penuh dengan serbuk sari. Biji berbentuk kapsul yang terbagi menjadi 5 sekat.
Selain sebagai tanaman hias, bunga sepatu dapat dimanfaatkan untuk hal lain di berbagai pelosok dunia. Bunga sepatu dijadikan semir sepatu oleh masyarakat India. Bunga sepatu juga dimanfaatkan sebagai pewarna makanan di Tiongkok dan di Indonesia, daun dan bunga dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Tanaman bunga sepatu dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran dengan ketinggiaan 1.700 meter dpl. Tanaman ini menyukai kondisi tanah liat dan berbatu-batu, pH tanah berada di kisaran 5,5, suhu lingkungan 26oC – 30oC, kelembaban 31-33% dan curah hujan berkisar 670 mm per tahun hingga 4.200 mm per tahun. Perbanyakan tanaman ini dapat melalu stek batang, cangkok, atau okulasi (penempelan). Produk lain dari tanaman Hibiscus ada di sini.