Edamame atau populer dikenal sebagai kedelai Jepang merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang masih berkerabat dekat dengan kacang bulu (kedelai muda). Edamame oleh orang Jepang diucapkan dengan “ay-dah-MAH-may”. Edamame sendiri berasal dari kata eda yang artinya ranting/cabang, dan mame artinya kacang, mengacu pada “buah kacangnya” yang muncul di sela-sela rantingnya dan juga biasanya dipanen bersama cabang-cabangnya. Yang membedakan kacang edamame dengan kedelai lainnya adalah bijinya yang lebih besar, teksturnya lebih halus, rasanya manis, dan lebih mudah dicerna.
Selain enak dikonsumsi, edamame pun telah terbukti mengandung senyawa-senyawa yang sangat baik untuk kesehatan tubuh, bahkan telah dikategorikan sebagai healthy food.
Cara Menanam Edamame
Tahukah Anda? Meskipun edamame aslinya berasal dari Jepang, namun Jepang justru mengimpor edamame dari negeri tetangga termasuk Indonesia. Tidak heran jika peluang pasar edamame cukup menjanjikan untuk dibudidayakan di Indonesia.
Tanpa basa-basi lagi, berikut panduan lengkap menanam edamame:
1. Persiapan Lahan
Sebelum memulai menanam, terlebih dahulu lahan harus digemburkan. Tanah dibajak sekitar 15 hari sebelum tanam dan 5 hari setelahnya tanah sebaiknya dibajak halus atau dihancurkan. Setelah itu, 5 hari berikutnya, buatlah bedengan dengan panjang 10 m, lebar 1 m, dan tinggi bedengan 20-25 cm. Jarak antar bedengan sekitar 30 cm. Bedengan dibuat menghadap selatan dan utara.
Sebelum akhirnya ditanam, perlu dilakukan pemupukan dasar yang dilakukan 3 hari sebelum benih ditanam dengan cara ditabur merata di atas bedengan yang telah disiapkan sebelumnya. Pupuk dasar sendiri terdiri dari SP 36 sebanyak 200 kg/hektar dan ditambahkan kapur pertanian sebanyak 600 kg/hektar.
2. Persiapan Benih
Pilihlah benih edamame yang berkualitas, ditandai dari benihnya yang tidak cacat. Anda juga bisa memperoleh benihnya di toko pertanian. Benih edamame yang dibutuhkan sekitar 80-100 kg/hektar.
3. Proses Penanaman
Bedengan sebaiknya diairi terlebih dahulu sehari sebelum benih ditanam, agar tanah dalam keadaan basah/lembab keesokan harinya. Benih edamame yang telah disiapkan ditanam pada bedengan dengan jarak tanam 14×25 cm jika musim hujan dan 12×20 cm jika ditanam saat musim kemarau, kedalaman 1,5-2 cm. Masukkan 1 benih per lubang tanam lalu tutupi dengan tanah gembur.
4. Penyiangan
Gulma atau rerumputan lainnya perlu dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman edamame. Penyiangan dilakukan ketika tanaman berusia 9 atau 10 hari sejak tanam, selanjutnya dilakukan sesuai kondisi tanaman.
5. Pengairan
Pengairan dilakukan seminggu sekali dengan tetap memperhatikan kondisi tanahnya. Lakukan pengairan dengan cara penggenangan hingga air dalam kapasitas lapang.
6. Pemupukan
- Pemupukan susulan tahap pertama dilakukan ketika tanaman berusia 10 HST dengan memberikan KCL 50 kg/ha, ZA 50 kg/ha, dan urea 150 kg/ha.
- Pemupukan susulan tahap kedua dilakukan ketika tanaman berusia 21 HST dengan memberikan KCL 100 kg/ha, ZA 100 kg/ha, dan urea 50 kg/ha.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
Seperti kebanyakan tanaman pada umumnya, edamame juga tidak luput dari serangan organisme pengganggu tanaman (OTP) yang mengakibatkan terjangkitnya hama dan penyakit. Pengendalian OPT dilakukan secara terkendali, selektif, dan terpadu berdasarkan jenis penyakit dan hama yang menyerangnya.
Jenis OPT yang menyerang edamame biasanya juga sama dengan jenis OPT yang menyerang tanaman kedelai, sehingga pengendaliannya tidak berbeda jauh dengan yang biasanya dilakukan terhadap tanaman kedelai.
OPT yang biasanya menyerang tanaman edamame adalah lalat pucuk, penggerek batang, ulat grayak, dan jamur. Pengendalian dengan cara menyemprotkan Reagent 50 C dengan takaran 1 gr dicampur dengan 1 liter air dan ditambah Ingrofol 50 WP dengan dosis 1.5 l/ha.
Pengendalian hama ini sangatlah penting karena mempengaruhi kualitas Edamame. Edamame yang banyak diminati pasar ekspor maupun lokal adalah edamame yang bernas, bebas dari bekas hama dan penyakit serta ditandai dengan polongnya yang berwarna hijau segar.
8. Panen dan Pasca Panen
Masa panen muda dilakukan ketika polong mudanya masih berwarna hijau yaitu saat mencapai umur 65 HST dengan hasil diperkirakan mencapai 7,5 ton/ha. Panen dilakukan secara serentak dengan cara diseleksi dengan interval waktu panen 2 hari sekali. Untuk panen polong yang telah masak sepenuhnya, bisa dilakukan ketika tanaman berusia 90-100 HST.
Agar edamame yang sudah dipanen tetap segar maka hindarkan dari paparan sinar matahari, bawalah ke tempat teduh agar edamame tidak rusak dan tetap mempertahankan kesegaran warnanya. Polong yang kotor bisa dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air mengalir lalu ditiriskan. Edamame selanjutnya dikemas dan siap dipasarkan 🙂
Demikian penjelasan mengenai tahap-tahap menanam edamame yang baik dan benar. Selamat mencoba 🙂
Cek juga yuk benih tanamannya disini, tersedia juga kemasan kecil isi 50 biji, klik disini.
Jenis tanamannya dapat diperluas baik tanaman semusim maupun tahunan dan informasinya dapat disebar luaskan baik via instansi terkait (pemerintah, pemda dll) maupun swasta/perorangan. Tks