Membudidayakan tanaman dengan menanamnya ke dalam sebuah pot atau yang biasa disebut dengan tabulampot sangatlah menguntungkan. Hal tersebut dikarenakan tanaman yang ditanam secara tabulampot cenderung lebih mudah proses perawatannya dan proses berbuahnya pun juga cepat.
Nah, bagi Anda yang berencana membudidayakan tabulampot, maka tentu pertama-tama Anda perlu menentukan varietas tanaman buah apakah yang ingin Anda tanam. Beberapa jenis tanaman yg umum digunakan dalam metode tabulampot adalah mangga, jeruk, anggur, dan jambu air. Setelah itu, tentunya Anda juga harus menentukan bibit jenis apakah yang akan Anda gunakan sebagai awalannya. Biasanya, seseorang akan bingung memilih ciri-ciri bibit yang sesuai sebagai awalan budidaya tabulampot. Untuk itu, berikut ini merupakan informasi lengkap tentang pemilihan bibit yang tepat untuk budidaya tabulampot.
Baca juga: 20 Jenis Tanaman Buah yang Bisa Ditanam di Pot Kecil
Jenis-Jenis Bibit
Bibit tanaman buah berdasakan cara perbanyakannya dibedakan menjadi 2, yaitu generatif dan vegetatif. Berikut merupakan perbedaan kedua jenis bibit tersebut:
- Bibit yang Berasal dari Perbanyakan Generatif
Bibit yang berasal dari perbanyakan secara generatif biasanya terjadi dari hasil perkawinan antara benang sari dan putik yang berupa biji atau benih. Biji atau benih yang dihasilkan secara generatif dapat memberikan perpaduan sifat antara kedua induknya sehingga bisa saja sifat bijinya akan lebih baik dari induknya atau justru lebih buruk dari induknya. Ada beberapa manfaat menggunakan bibit yang didapat dari perbanyakan secara generatif, diantaranya adalah:- Biji yang dihasilkan berpotensi memiliki sifat yang lebih unggul dibandingkan induknya.
- Biji yang dihasilkan secara generatif memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya.
- Biji yang dihasilkan secara generatif memiliki masa-masa produktif yang lebih lama jika dibandingkan dengan vegetatif.
- Bibit yang Berasal dari Perbanyakan Vegetatif
Jika bibit secara generatif biasanya didapat dari hasil perkawinan antara benang sari dan putik, maka bibit secara vegetatif diperoleh dari pemotongan bagian suatu tanaman yang bukan merupakan alat kelamin tanaman. Biasanya, pemotongan dilakukan pada bagian-bagian tanaman seperti batang, akar, dan juga daun. Ada berbagai macam metode pemotongan tanaman untuk mendapatkan bibit secara vegetatif, yaitu cangkok, stek, okulasi, atau merunduk.Nah, bibit yang dihasilkan melalui perbanyakan secara vegetatif ini akan memiliki sifat yang sama persis dengan tanaman induknya. Berikut manfaat dari bibit yang didapat dari perbanyakan secara vegetatif:- Bibit yang didapat memiliki sifat yang sama persis dengan sifat induknya sehingga ketika induknya memiliki sifat yang unggul, maka bibit yang didapat pun akan bersifat unggul juga.
- Tanaman yang tumbuh dari bibit hasil perbanyakan secara vegetatif umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bibit yang didapat secara generatif, sehingga menjadi lebih praktis dalam perawatan.
Jenis Bibit Manakah yang Direkomendasikan untuk Tabulampot?
Setelah Anda mengetahui jenis-jenis bibit berdasarkan metde perbanyakannya, tentu kemudian ada pertanyaan berikut: untuk tabulampot, sebaiknya menggunakan bibit yang didapat secara generatif atau vegetatif? Nah, untuk budidaya tabulampot, sebaiknya Anda menggunakan bibit yang didapatkan dari hasil perbanyakan secara vegetatif dan tidak disarankan untuk menggunakan bibit yang didapat secara generatif. Mengapa demikian? Berikut beberapa alasannya:
- Untuk tabulampot, menggunakan bibit yang didapat secara vegetatif akan jauh lebih aman karena sifatnya yang sama persis dengan induknya. Jika induknya cepat berbuah, maka bibitnya pun nanti juga akan cepat berbuah. Bandingkan dengan bibit yang didapat secara generatif yang memiliki sifat yang tidak pasti. Bahkan, terkadang sifat bibitnya bisa saja lebih buruk dibandingkan induknya.
- Proses pembuahan dan pembungaan tabulampot akan lebih cepat jika menggunakan bibit yang didapat secara vegetatif dibandingkan generatif. Perkembangan bibit yang didapat secara generatif akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memasuki fase reproduksi karena diawal-awal pertumbuhannya, hasil fotosintesis akan difokuskan untuk membentuk batang dan sulur tanaman.
- Bibit yang didapatkan dengan cara vegetatif nantinya akan menghasilkan tanaman yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan bibit yang didapatkan secara generatif. Untuk budidaya tabulampot yang memang membutuhkan media lahan yang sempit, sifat tersebut justru sangat menguntungkan. Ukuran tanaman yang lebih kecil tentu akan sangat pas untuk dimasukkan ke dalam pot dan teknik perawatannya juga akan lebih mudah.
Sebelum menanam bibit yang didapatkan secara vegetatif, Anda tentu harus mendapatkan bibit tersebut dari tanaman induk yang memiliki sifat cepat berbuah, produktif saat bereproduksi, dan juga tahan terhadap berbagai macam hama sehingga budidaya tabulampot Anda dapat berhasil secara maksimal.
Ciri-Ciri Bibit Vegetatif yang Baik untuk Tabulampot
Setelah Anda mengetahui bahwa ternyata bibit yang didapatkan secara vegetatif akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan bibit yang didapatkan secara generatif, maka tugas Anda selanjutnya adalah menggunakan bibit vegetatif yang memiliki berbagai macam ciri-ciri sebagai berikut:
- Bibit Memiliki Kesehatan yang Baik
Sebelum mulai menanam, pasikan bahwa bibit yang Anda tanam dalam keadaan sehat, dalam artian bibit tidak sedang dihinggapi oleh hama tanaman. Nah, untuk memastikannya, tentu Anda harus melakukan pencangkokan atau okulasi dari tanaman induk yang memang dalam keadaan sehat dan tidak ditumbuhi hama. Jika tanaman induk dalam keadaan sehat, maka bibit yang didapatkan pun juga akan sehat. Setelah menanam pun, selalu jaga kesehatan bibit dari hama dengan melakukan penyemprotan insektisida secara berkala dalam periode seminggu sekali. - Bibit Berasal dari Tanaman Induk yang Sudah Cukup Umur
Sebelum mulai menanam bibit yang didapatkan secara vegetatif, maka pastikan bahwa bibit yang Anda dapatkan berasal dari tanaman induk yang sudah cukup umur. Maksud dari cukup umur disini adalah tanaman induk telah mengalami proses pembuahan setidaknya 3 kali semenjak pertama kali ditanam. Mengapa demikian? Karena ketika tanaman induk sudah mengalami pembuahan 3 kali, Anda dapat mengukur apakah tanaman induk tersebut memiliki sifat yang superior atau tidak. Akan sangat baik jika bibit didapatkan dari tanaman induk yang memiliki sifat cepat berbuah, produktif saat berbuah, dan tahan terhadap hama tanaman. - Bibit Memiliki Sistem Perakaran Yang Kuat
Bibit yang akan Anda tanam dalam pot juga hendaknya memiliki sistem perakaran yang kuat. Biasanya memang bibit yang didapatkan secara vegetatif memiliki perakaran yang tidak sekokoh bibit yang didapatkan secara generatif. Bahkan, perakaran pada bibit vegetatif akan cenderung dangkal sehingga rentan tumbang ketika terkena angin yang kencang. Nah, oleh karena itu perlu dipastikan bahwa Anda mendapatkan bibit dari tanaman induk yang akarnya sudah terbukti kuat.Namun, perakaran pada bibit vegetatif yang cenderung dangkal dan tidak sekokoh bibit generatif ini sebenarnya sangat bermanfaat untuk dibudidayakan secara tabulampot. Hal tersebut karena dengan tabulampot, Anda harus melakukan pergantian pot atau repotting untuk memperbarui media tanam setiap 1-2 tahun sekali. Nah, jika perakaran terlalu kokoh, tentu proses repotting akan menjadi sulit dilakukan.
Nah, itulah tadi berbagai informasi perihal tips-tips pemilihan bibit yang sekiranya dapat menjadi panduan bagi Anda sebelum Anda mulai melakukan budidaya tabulampot. Apakah Anda sudah menentukan varietas tanaman yang akan Anda budidayakan dengan pot? Jika sudah, maka segera siapkan bibit yang didapatkan secara vegetatif dan mulailah menanam. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.
Kami juga menyediakan / menjual aneka tanaman buah lho, silahkan klik disini untuk melihat ada benih / bibit tanaman buah apa saja yang kami jual. Selamat mencoba 🙂