Budidaya dan Contoh Tanaman Hidroponik dan Aeroponik

Seiring dengan perkembangan zaman sudah banyak perubahan yang terjadi di sekitar kita, termasuk contoh budidaya tanaman hidroponik dan aeroponik, dimana semua yang tadinya terbentang lahan yang luas, dalam sekejap sudah berubah menjadi deretan bangunan-bangunan. Terutama di daerah perkotaan sudah banyak bangunan dari pada lahan yang kosong, alih fungsi lahan sering terjadi untuk dijadikan bangunan tempat tinggal atau bangunan kesehatan dan lainnya. Karena hal tersebut lahan untuk bercocok tanam di perkotaan akan sulit ditemukan, mungkin Anda hanya akan menemukan sebidang tanah yang terdapat di dalam pot atau hanya sebagian kecil lahan pada wilayah perumahan yang megah dan mewah. Sehingga pertanian juga memerlukan inovasi agar tanaman dan lahan hijau tidak musnah begitu saja, membuat inovasi pertanaman baru seperti beberapa contoh tanaman hidroponik dan aeroponik.

Dengan kasus seperti adanya alih fungsi lahan atau ketidaktersediaan lahan untuk ditanami membuat kita berpikir bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut, hingga ditemukannya cara bertanam dengan teknik hidroponik dan areoponik.  Metode penanaman secara hidroponik dan eroponik adalah teknik penanaman di antara salah satu cara melakukan bercocok tanam dan merupakan cara yang baru diperkenalkan kepada petani. Pada dasarnya melakukan budidaya adalah melakukan hal yang sama mulai dari melakukan persemaian bibit, penanaman, perawatan sampai dengan panen. Yang membedakan adalah perlakuan karena penggunaan media tanam saja sudah berbeda. Ada banyak jenis tanaman yang bisa dibudidayakan dengan menggunakan hidroponik dan eroponik. Contoh tanaman hidroponik dan aeroponik di antaranya adalah sayuran, buah-buahan dan tanaman hias.

Budidaya dan Contoh Tanaman Hidroponik dan Aeroponik

Metode penanaman menggunakan hidroponik adalah teknik penanaman yang dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, namun menggunakan media lain seperti rockwool, sekam dan air yang terus dialirkan dan dicampur dengan nutrisi agar pertumbuhan terjadi dengan baik. Metode penanaman aeroponik merupakan salah satu tipe dari metode hidroponik, air yang sudah berisi larutan nutrisi dan hara disemburkan dalam bentuk butiran seperti kabut hingga mengenai akar tanaman. Yang membedakan aeroponik dan hidroponik adalah oksigenasi dari setiap butiran kabut halus larutan hara yang membuat respirasi akan lancar dan menghasilkan banyak energi bagi tanaman contoh tanaman hidroponik dan aeroponik hampir sama saja seperti tanaman sayuran hijau.

Tanaman hidroponik dan aeroponik memiliki hasil produksi yang sangat menguntungkan karena memiliki nilai jual yang tinggi, memang tanaman yang ditanam dengan kedua teknik ini tidak akan laku oleh kalangan menengah ke bawah, namun di pasaran kedua hasil produk dengan teknik ini selalu habis dijual dan diborong oleh kalangan menengah ke atas. Tanaman yang dihasilkan dengan teknik ini menghasilkan kualitas yang baik, higienis, sehat, segar, renyah, beraroma dan citaras yang tinggi sehingga sangat baik untuk dikonsumsi karena kebanyakan teknik ini adalah teknik yang memiliki konsep tanaman organik, karena kesehatan konsumen lebih diutamakan daripada menggunakan teknik yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang bisa membahayakan konsumen dan memberikan efek bagi jangka panjang.

Tanaman hidroponik dan aeroponik memiliki nilai jual yang luas dan sangat laku di pasaran karena kebutuhan nutrisi pada tanaman terpenuhi. Aeroponik merupakan salah satu cara budidaya dari modifikasi hidroponik terbaru, beragam bentuk yang berprinsip pada teknik ini telah diciptakan selama lebih dari 20 tahun dan sudah banyak negara yang tertarik dan mencoba untuk menerapkan teknik aeroponik beberapa seperti korea dan beberapa negara lainnya. Indonesia baru memiliki teknik penanaman hidroponik saja dan belum sampai pada teknik aeroponik.

Tanaman hidroponik dan aeroponik mempunyai hubungan antara tanaman dengan beberapa komponen penanaman sehingga tercipta lingkungan yang baik bagi tanaman, di antaranya adalah:

  • Curah hujan

Curah hujan berpengaruh secara langsung dan tidak langsung kepada kedua metode tersebut, pada musim penghujan dengan kelembaban yang tinggi akan menyebabkan banyak cendawan. Namun jika tanaman terlindungi oleh adanya rumah kaca, curah hujan tidak terlalu berpengaruh dibandingkan tanaman yang ditanam di luar ruangan. Begitu juga dengan musim kemarau yang biasanya membuat tanaman kering dan layu. Namun metode hidroponik dan aeroponik selalu memberikan kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman, jadi selama kebutuhan air tanaman terpenuhi, musim kemarau bisa dilalui dengan baik begitupun dengan contoh tanaman hidroponik dan aeroponik.

  • Cahaya

Bagi semua tanaman adanya cahaya merupakan faktor utama termasuk dengan contoh tanaman hidroponik dan aeroponik. Karena cahay diperlukan untuk proses fotosintesis, pembentukan karbohidrat dan asimilasi protein.  Intensitas cahaya atau lama penyinaran juga menentukan pertumbuhan tanaman agar pertumbuhan tanaman dapat terjadi dengan baik. Jika intensitas cahay yang diterima tanaman dalam jumlah yang besar hal itu bisa membuat kerusakan secara fisiologis pada tanaman, klorofil rusak dan terjadi perubahan warna terutama pada bagian daun tanaman seperti perubahan warna dari hijau menjadi menguning. Akan lebih baik jika menjaga tanaman dari berbagai faktor di atas.

  • Ketinggian tempat

Ketinggian tempat suatu wilayah jelas mempengaruhi setiap pertumbuhan tanaman begitu juga dengan contoh tanaman hidroponik dan aeroponik meskipun dibudidayakan di dalam rumah kaca, ketinggian tempat masih mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Contoh sayuran yang biasa ditanam didataran rendah adalah kangkung, caisin, bayam, pakchoy. Sayuran yang biasa ditanam di dataran tinggi adalah head lettuce, lollo rossa dan tanaman lainnya. Mungkin tanaman dataran tinggi bisa ditanam didataran rendah begitu juga sebaliknya, namun kebanyakan jika faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diperhatikan pertumbuhan tanaman tidak akan sama dengan pertumbuhan di habitat aslinya seperti jika terjadi perubahan salah satu faktor dari dataran tinggi ke rendah pertumbuhan tanaman menjadi tidak sempurna, proses pembuahan menjadi lama, hasil tanaman seperti buah dan bunga ataupun daun tidak sebesar dan seenak dari asal tanaman aslinya. Sehingga faktor ketinggian tempat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Setiap penggunaan dan perlakuan teknik yang berbeda memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing begitu juga dengan teknik hidroponik dan aeroponik, kelebihan kedua teknik tersebut adalah

  • Tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, dari mulai media perkecambahan sampai dengan pertanaman contoh tanaman hidroponik dan aeroponik juga memiliki perlakuan yang sama.
  • Pertumbuhan tanaman sebagian besar bebas dari serangan hama dan penyakit serta tidak ada penanganan menggunakan bahan kimia atau pestisida sehingga tanaman ini menjadi tanaman organik yang sehat dan memang tidak salah jika memiliki harga jual yang tinggi.
  • Air dan nutrien selalu terpenuhi, sehingga pertumbuhan tanaman mudah dipantau. Karena teknik hidroponik dan aeroponik menggunakan air sebagai sebagian besar media tanam dan mengalirkan unsur hara yang membuat kebutuhan unsur hara selalu terpenuhi.
  • Memberikan hasil yang banyak dengan pertumbuhan yang cepat

Itulah penjelasan mengenai budidaya tanaman menggunakan teknik hidroponik maupun aeroponik.

Lihat di sini berbagai jenis perlengkapan hidroponik kami.

One thought on “Budidaya dan Contoh Tanaman Hidroponik dan Aeroponik

  1. Suryo Agustono says:

    Saya sangat tertarik untuk bisa menanam buah buahan seperti durian duku jambu sawo melon dengan cara aerophonik dan hidroponik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Butuh Bantuan? Chat di WA