Macam-Macam Cara Bercocok Tanam Sayuran Hidroponik

Ada beberapa cara bercocok tanam sayuran hidroponik yang bisa Anda praktekkan disekitar rumah. Hidroponik merupakan salah satu teknik bercocok tanam yang kini semakin populer di kalangan masyarakat modern terutama di perkotaan di mana lahan pertaniannya sangat terbatas atau bahkan tidak ada.

Bercocok tanam sayuran dengan teknik hidroponik dapat memperbaiki taraf gizi masyarakat karena sayuran merupakan salah satu bahan makanan penting yang mangandung serat, mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, hidroponik juga bisa menghemat penggunaan lahan karena instalasi hidroponik bisa dibuat secara vertikal atau vertikultur. Karena itulah hidroponik bisa dikembangakn di perkotaan yang notabenenya padat penduduk, tidak ada pekarangan serta tidak ada lahan pertanian yang tersisa untuk menanam sayuran.

Cara bercocok tanam sayuran hidroponik sebenarnya sangat mudah. Namun, karena hidroponik terbagi dalam beberapa macam teknik, maka pemilihan teknik hidroponik yang tepat harus dilakukan agar bercocok tanam sayuran dengan teknik hidroponik tersebut bisa berhasil.

Baca juga: 7 Jenis Sayuran yang Cocok ditanam Secara Hidroponik

Inilah beberapa sistem hidroponik yang dapat dipilih untuk dicoba di rumah /lingkungan sekitar.

  1. Kultur air

Cara bercocok tanam sayuran hidroponik dengan teknik kultur air adalah cara bercocok tanam yang tidak mengandalkan media tanam sebagai tempat untuk berjangkarnya akar tanaman dan untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tetapi hanya mengandalkan larutan nutrisi untuk membuat tanaman sayuran tetap hidup. Contoh hidroponik dengan teknik kultur air ini di antaranya adalah Floating Hydroponic System atau sistem rakit apung.

Floating Hydroponic System atau bisa juga disebut FHS atau sistem rakit apung adalah sebuah cara bercocok tanam termasuk cara bercocok tanam sayuran hidroponik yang menggunakan genangan larutan nutrisi pada suatu bak untuk menyuplai kebutuhan hara tanaman sayuran. Tanaman sayuran kemudian di tempatkan dalam styrofoam yang telah diberi lubang sehingga akar tanaman bisa masuk melalui styrofoam tersebut untuk selanjutnya styrofoam dan tanaman sayuran tersebut diapungkan dalam bak yang berisi larutan nutrisi. Dengan kata lain, dalam sistem rakit apung atau Floating Hydroponic System ini, tanaman sengaja diapungkan sehingga bagian akar dari tanaman sayuran yang ditanam terendam di dalam bak larutan nutrisi.

Sistem rakit apung ini tidak membutuhkan listrik dalam pengoperasiannya dan terbilang sangat mudah dan efisien sehingga siapapun bisa menerapkan cara bercocok tanam sayuran hidroponik dengan teknik ini. Namun, dalam bercocok tanam menggunakan sistem rakit apung, kondisi larutan nutrisi dan akar tanaman harus dipantau sesering mungkin karena akar tanaman berada dalam kondisi terendam sedangkan akar tetap membutuhkan oksigen untuk bernapas. Kondisi akar tanaman harus terus dipantau agar akar tanaman tidak rusak maupun busuk karena kekurangan oksigen. Selain itu, suhu, pH serta kepekatan larutan nutrisi juga harus diperhatikan. Pasalnya, larutan nutrisi yang digunakan sama sekali tidak dialirkan dan hanya dibiarkan tergenang, sehingga kemungkinan larutan nutrisi tersebut akan mengendap sangat besar. Karena itulah larutan nutrisi yang digunakan untuk bercocok tanam sayuran dengan teknik hidroponik rakit apung harus selalu dikucek agar larutan nutrisi tidak mengendap. Suhu dan pH larutan nutrisi dipengaruhi oleh aktivitas akar, yaitu respirasi dan sekresi zat-zat tertentu akibat proses metabolisme akar, sedangkan tanaman juga mempunyai kisaran suhu dan pH tersendiri untuk bisa tumbuh dengan optimal. Karena itulah suhu dan pH larutan harus selalu dimonitor agar pH dan suhu larutan nutrisi bisa tetap dipertahankan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

  1. Sistem substrat

Cara bercocok tanam sayuran hidroponik dengan sistem substrat adalah cara bercocok tanam hidroponik yang menggunakan media tanam lain pengganti tanah. Cara bercocok tanam hidroponik dengan cara ini di antaranya adalah sistem sumbu, sistem pasang surut atau ebb and flow, serta nutrient film technique atau NFT.

Hidroponik sistem sumbu merupakan cara bercocok tanam sayuran hidroponik yang memanfaatkan gaya kapilaritas cairan seperti halnya pada sumbu kompor yang menggunakan minyak tanah. Pada sistem hidroponik ini, larutan nutrisi ditempatkan pada suatu wadah dan ditempatkan di bagian bawah tanaman yang telah ditanam pada suatu media tanam selain tanah. Aliran nutrisi dari bawah ke atas dihubungkan dan dialirkan melalui sebuah sumbu yang terbuat dari kain yang mampu menyerap banyak air seperti kain flanel. Berbeda dengan sistem sumbu, sistem pasang surut adalah sistem hidroponik yang menggunakan metode penggenangan sesaat pada tanaman kemudian larutan nutrisi pada tanaman tersebut disurutkan kembali. Dalam pelaksanaanya, hidroponik dengan sistem pasang surut ini terbilang rumit karena membutuhkan timer untuk mengatur waktu penggenangan dan penyurutan.

Sistem substrat memungkinkan tanaman terutama sayuran untuk berdiri kokoh dan tidak mudah roboh. Selain itu, sistem hidroponik substrat juga memiliki kelebihan lain yaitu akar tanaman tidak mudah rusak atau busuk karena akar tanaman tidak terendam. Aktivitas perakaran tanaman sayuran dalam hidroponik substrat bisa dibilang hampir sama dengan aktivitas perakaran tanaman sayuran yang ditanam dengan media tanah karena media tanam yang digunakan memiliki pori sama seperti tanah. Perbedaannya hanya terletak pada suplai larutan nutrisi. Jika cara bercocok tanam dengan tanah nutrisi tanamannya disuplai oleh tanah dan pupuk, maka cara bercocok tanam sayuran hidroponik kebutuhan nutrisi tanaman disuplai oleh larutan nutrisi yang fungsinya sama seperti pupuk.

  1. Nutrient Film Technique

Sistem Nutrient Film Technique atau NFT merupakan cara bercocok tanam sayuran hidroponik yang paling populer karena kemudahan dalam pelaksanaannya serta pertumbuhan dan perkembangan tanaman bisa lebih cepat terlihat. Pasalnya, dalam hidroponik sistem NFT ini larutan nutrisi diberikan sedikit-sedikit pada tanaman dengan cara dialirkan melalui akar tanaman dalam bentuk lapisan tipis. Larutan nutrisi pada cara NFT biasanya disirkulasikan melalui pipa atau talang air menggunakan pompa air sehingga akar tanaman tidak kekurangan oksigen untuk berespirasi. Kekurangan dari hidroponik dengan NFT adalah mudahnya penyebaran penyakit pada tanaman karena larutan nutrisi yang digunakan selalu dialirkan pada daerah perakaran tanaman sehingga penyebaran penyakit tanaman menjadi lebih mudah.

  1. Aeroponik

Sesuai dengan namanya, aeroponik adalah salah satu jenis cara bercocok tanam sayuran hidroponik yang memanfaatkan udara sebagai media penyaluran nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Dalam pelaksanaannya, sistem aeroponik ini membutuhkan listrik dan alat pengabut serta timer. Cara bercocok tanam sayuran hidroponik dengan aeroponik adalah akar tanaman digantungkan di udara tanpa diberi media apapun, kemudian setiap beberapa detik akar tanaman disemprot dengan larutan nutrisi yang dikabutkan menggunakan alat pengabut atau nozzle sehingga larutan nutrisi tersebut terpecah menjadi partikel-partikel kecil yang akan diserap oleh tanaman. Bercocok tanam dengan cara ini sangat bergantung pada listrik karena pengabutan dan waktu semprot diatur menggunakan suatu alat otomatisasi. Akar tanaman juga menggantung sehingga rawan kering. Karena itulah bercocok tanam hidroponik dengan aeroponik harus selalu terhubungan dengan listrik karena jika aliran listriknya terputus, maka tanaman juga akan mati karena kekurangan nutrisi dan air.

Demikian informasi mengenai macam-macam cara bercocok tanam secara hidroponik. Semoga informasi ini bermanfaat.

Lihat di sini berbagai jenis perlengkapan hidroponik kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Butuh Bantuan? Chat di WA