Cara Mudah Menanam dan Budidaya Sayur Sawi

Tanaman sawi adalah tanaman sayuran yang mudah tumbuh di mana saja. Kemampuan tanaman sawi untuk tumbuh di mana saja disebabkan kemampuannya dalam bertahan hidup di kondisi cuaca apapun hanya dengan kepastian terdapat kecukupan air. Tanaman sawi memiliki dua jenis yaitu tanaman sawi putih dan tanaman sawi hijau. Kedua jenis tanaman sawi ini sudah tidak asing lagi tentunya bagi masyarakat Indonesia.

Sawi didistribusikan, diperjualbelikan, dan diolah dalam kondisinya yang segar. Akan tetapi, kondisi segar sawi sulit dipertahankan terutama di cuaca dengan panas tinggi. Sawi mudah layu, sehingga dibutuhkan kecepatan dari distribusi sayuran sawi ini. Menanam sawi secara individu tentu akan memudahkan mencukupi kebutuhan akan sayur sawi ini. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara menanam sawi yang benar. Berikut ini beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam cara menanam sawi, namun sebelum itu silahkan klik disini untuk melihat aneka tanaman bibit sawi yang kami punya.

Cara Menanam dan Budidaya Sayur Sawi

Persiapan media tanam

Tentu dalam memulai suatu budidaya tanaman apapun, dibutuhkan suatu media tanam. Media tanam ini harus ditentukan dan disiapkan dari sebelum budidaya dimulai. Media tanam dari tanaman sayuran adalah tanah. Tanah sebagai media tanam tidak selalu langsung dapat digunakan, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan tanah bertujuan untuk menyesuaikan kondisi tanah dengan persyaratan tanaman sawi dapat tumbuh. Persyaratan tanaman sawi dapat tumbuh meliputi faktor-faktor seperti keasaman tanah, kegemburan tanah, serta kandungan hara dalam tanah. Langkah pengolahan tanah dapat dimulai dengan menggemburkan tanah melalui pencangkulan ataupun pembajakan. Setelah digemburkan, campurkan pupuk kandang pada tanah agar tanah sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi dari tanaman sawi. Setelah mencampurkan pupuk kandang, periksa keasaman tanah. Jika keasaman tanah tidak sesuai standar penanaman sawi, maka dapat ditambahkan dolomite pada tanah. Proses pengolahan tanah ini paling lambat harus dilakukan dua minggu sebelum penanaman dan paling cepat empat minggu sebelumnya.

Persemaian bibit

Persemaian bibit sawi dimulai dengan membuat wadah persemaian. Tentu wadah persemaian tidak sama dengan media tanam yang sudah disiapkan. Wadah persemaian dapat dibuat berupa bedengan dengan menggunakan bambu dan atap yang terbuat dari plastik. Persemaian harus dilakukan dua minggu sebelum benih akan ditanam. Persemaian dilakukan dengan menaburkan benih pada wadah persemaian, dan menunggu daun tumbuh hingga berjumlah tiga atau empat daun baru dapat dipindahkan. Selama masa persemaian, tetap harus diberikan pupuk kandang dan pengairan secukupnya.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan memindahkan benih hasil persemaian ke media tanah. Sebelumnya media tanam telah diolah dan dibuat lubang tanam yang saling berjarak satu sama lain. Jarak antara lubang tanam adalah 15 cm x 20 cm. Masukkan benih hasil persemaian ke dalam lubang tanam dan tutup kembali menggunakan tanah dari media tanam. Setelah melakukan penanaman, maka proses perawatan memegang peranan penting dalam keberhasilan pertumbuhan tanaman sawi ini.

Pengairan

Tanaman sawi memerlukan asupan air sama seperti tanaman pada umumnya. Oleh karena itu pengairan harus dilakukan secara rutin. Lakukan pengairan sebanyak dua kali dalam sehari, di pagi hari dan sore hari. Namun, intensitas pengairan haruslah disesuaikan dengan musim dan keadaan cuaca. Jika cuaca hujan, maka pengairan tidak perlu dilakukan. Karena kelebihan asupan air pun dapat mengganggu pertumbuhan. Dalam perairan, jarak tanaman yang sebelumnya sudah disebutkan juga sangat berpengaruh. Jika jarak tanaman terlalu berdekatan, maka akan mungkin antara tanaman sawi kekurangan air dan menjadi mati.

Pemupukan

Jika tanaman sawi Anda adalah sawi organik, maka berikanlah pupuk organik pada tanaman Anda. Dosis untuk pupuk cair adalah 10 mililiter per 1 liter air dan diberikan pada hari keempat setelah penanaman, hari kesebelas, dan hari ketujuhbelas. Sedangkan untuk pupuk nono-organik dapat diberikan setelah tujuh hari penanaman dan diulangi setiap minggunya.

Pencegahan hama dan penyakit

Pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan dan penyemprotan anti hama. Pemangkasan dilakukan dengan memilih daun-daun yang tidak sehat ataupun memangkas rumput liar yang menggangu tanaman. Sedangkan penyemprotan anti hama dilakukan dengan menyemprotkan fungisida atau insektisidan. Namun, batas maksimal penyemprotan anti hama adalah dua minggu sebelum masa panen untuk menghindari racun pada tanaman sawi.

Masa panen

Sawi dapat dipanen setelah masa penanaman 40 hari hingga 45 hari. Teknik pemanenan pun tidak sulit, hanya dengan mencabut tanaman dengan hati-hati dari tanah. Jika terlambat di panen, tanaman sawi akan berbunga dan biasanya tidak dikonsumsi lagi oleh masyarakat. Simpanlah hasil panen pada suhu ruang normal dan jangan terlalu lama menyimpannya. Segera distribusikan saat sawi masih dalam kondisi segar.

Cara menanam sawi secara lengkap telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Bagaimana pendapat para pembaca? Tidak sulit bukan untuk menanam sawi? Keuntungannya pun lebih banyak, karena sawi dapat dikonsumsi langsung dalam kondisi segar dan jika ingin dijadikan peluang usaha pun dapat diperjualbelikan. Jadi, tunggu apalagi segera budidayakan sawi dan rasakan keuntungannya. Untuk melihat produk bibit tanaman sawi lainnya silahkan klik disini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Butuh Bantuan? Chat di WA