Inilah Jenis, Cara Menanam, dan Budidaya Cabe yang Perlu Anda Ketahui

Cabe merupakan komoditas yang permintaannya sangat tinggi di pasaran. Terdapat banyak sekali jenis cabe yang ada di seluruh dunia. Mulai dari jenis cabe import hingga jenis cabe lokal yang tidak kalah kualitasnya. Pemilihan jenis cabe ini, merupakan hal pertama yang dilakukan untuk memulai budidaya cabe. Untuk membantu kita mengetahui apa saja jenis cabe yang dapat kita temukan di Indonesia, berikut ini macam-macam jenis cabe yang ada.

Silahkan klik disini untuk melihat produk bibit tanaman cabe kami.

Jenis-Jenis Cabe

Cabe Hibrida

Cabe hibrida merupakan jenis cabe yang didapatkan secara import dari negara-negara tetangga. Cabe hibrida yang paling populer adalah cabe yang berasal dari negara Thailand dan Taiwan. Jenis cabe hibrida merupakan cabe yang mengalami persilangan dengan teknik modern, sehingga perawatannya pun lebih rumit dari cabe biasa. Cabe hibrida pun memiliki sedikit perbedaan saat dibudidayakan. Perbedaannya adalah jenis cabe hibrida memerlukan obat-obatan untuk mendukung hasil panen yang maksimal. Beberapa contoh cabe hibrida yang populer di masyarakat adalah cabe papyrus, kunthi, emerald, hot beauty, juwita, hairloom, dan suniya.

Jenis cabe hibrida

Cabe Besar

Cabe besar merupakan cabe lokal yang didapatkan dari daerah-daerah di Indonesia. Daerah yang menyumbang jenis cabe lokal yang cukup populer antara lain daerah Tanah Karo, Sumatera Utara dan Kudus, Jawa Tengah. Cabe lokal dipercaya lebih menguntungkan untuk dibudidayakan oleh para petani. Selain teknik budidayanya yang lebih mudah, cabe lokal juga memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan jenis cabe lainnya. Hanya saja, cabe besar sering sulit didapatkan sehingga harganya fluktuatif.

Cabe besar dibagi menjadi tiga jenis lagi, yaitu cabe merah, cabe keriting, dan cabe hijau. Ciri-ciri cabe merah adalah berwarna merah dan ukurannya panjang. Ujung cabe merah biasanya lancip dan bentuknya lonjong. Selain itu, kulit cabe merah mulus dan terlihat licin seperti lilin dan cukup tebal. Sedangkan cabe keriting memiliki karakteristik yang tidak berbeda jauh dengan cabe merah. Hanya saja kulitnya bergelombang dan keriting serta cukup tipis. Jenis ketiga adalah cabe hijau. Cabe hijau adalah cabe yang dipanen saat masih berwarna hijau. Dapat juga disebut cabe yang dipanen di usia yang masih muda. Cabe hijau ini karena dipanen dalam jangka waktu singkat biasanya rasanya tidak terlalu pedas.

Jenis cabe keriting

 

Jenis cabe merah

Cabe Rawit

Jenis cabe rawit merupakan cabe favorit masyarakat. Ukurannya yang relatif kecil tidak membuatnya kalah pamor, dikarenakan rasanya yang sangat pedas. Jika dilihat dari warnanya, cabe rawit memiliki warna yang sangat beragam seperti hijau, oranye, kuning, dan juga merah. Cabe rawit juga mudah dibudidayakan karena kemampuannya bertahan hidup dalam segala jenis cuaca. Karena asal benihnya yang diproduksi oleh petani, maka cabe rawit pun digolongkan sebagai cabe lokal Indonesia juga.

Cara Menanam dan Budidaya Cabe

Setelah mengetahui jenis-jenis cabe yang dapat dibudidayakan, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis cabe yang dipilih. Jika sudah terpilih, maka budidaya dapat segera dimulai. Budidaya cabe ladies merah secara tradisional mencakup serangkaian proses mulai dari penanaman hingga pemanenan agar untung dan memuaskan. Detail setiap proses budidaya cabe secara tradisional akan dijelaskan pada bagian berikut ini.

Pemilihan bibit

Cara pertama menanam cabe yaitu pemilihan bibit. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat banyak jenis cabe yang dapat dijadikan indukan bibit. Namun, pemilihan bibit harus dilakukan secara saksama dengan melalui serangkaian pertimbangan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bibit antara lain kualitas bibit, kesesuaian bibit dengan lokasi budidaya, dan tentu saja nilai ekonominya, inilah cara cepat membibit cabe merah yaitu Pilihlah kualitas bibit yang unggul dilihat dari ukuran indukannya yang besar serta tampilan fisiknya yang sehat. Selain itu, pilihlah bibit yang mudah dibudidayakan namun nilai ekonominya tinggi. Sehingga keuntungan budidaya pun dapat dirasakan oleh petani juga.

Pembibitan

Pembibitan cabe dilakukan setelah menentukan indukan yang matang, sehat dan bebas penyakit. Jika sudah, potonglah ujung-ujung cabe hingga tersisa bagian badannya saja. Potong bagian badan cabe menjadi dua bagian. Buka badan cabe dan ambil bijinya. Jemurlah biji-biji cabe tersebut pada tempat yang terkena sinar matahari langsung. Masa penjemuran bibit kurang lebih adalah selama tiga hari. Setelah tiga hari bibit kemudia dapat dilanjutkan ke proses persemaian. Apabila tidak melakukan tips tadi maka bibit cabe rawit kurang sehat.

Persemaian

Biji cabe yang telah dijemur siap untuk disemai. Penyemaian dimulai dengan merendam benih dalam air hangat selama satu hari satu malam. Air rendaman merupakan larutan perangsang akar untuk menunjukkan benih yang paling berkualitas. Setelah lewat masa perendaman maka pilihlah benih yang mengendap ke dalam dan buang benih yang mengapung. Benih yang mengendap tersebut kemudian disimpan dalam kain basah dan harus disimpan selama satu malam lagi. Sambil menunggu, petani dapat menyiapkan media persemaian. Media persemaian dapat digunakan tanah yang telah digemburkan dan terbuat dari campuran tanah serta pupuk kandang. Perbandingannya adalah 1 : 1. Jika sudah, benih siap disemai dengan memasukkannya satu per satu dan ditutupi dengan tanah yang sama seperti sebelumnya. Berikan perawatan persemaian hingga daun muncul sempurna sebanyak empat buah. Setelahnya baru benih cabe dapat dipindahkan ke media tanam.

Penanaman

Cara menanam cabe yang baik dikebun atau di sawah. Dalam proses penanaman cabe diperlukan media tanam. Cara mengolah tanah untuk cabe rawit agar buah lebat akan dijelaskan disini. Media tanam yang digunakan bergantung pada jenis budidaya yang digunakan. Apakah tanah merah baik untuk d tanami cabe? Pada jenis budidaya tradisional penyiapan media tanam dapat dilakukan dengan penggemburan tanah, penyesuaian pH, serta penambahan pupuk untuk kandungan hara. Media tanam minimal sudah siap diolah sekitar dua minggu sebelum masa penanaman dan satu minggu sebelumnya haruslah disiram larutan perangsang pertumbuhan. Cara penanaman dilakukan dengan membuat lubang-lubang pada media tanam. Masukkan bibit ke dalam lubang yang telah disediakan dan tutup kembali dengan media tanam yang sama. Setelahnya haruslah dilakukan perawatan yang rutin dan teratur untuk keberlangsungan pertumbuhan cabe.

Pengairan

Salah satu bentuk perawatan tanaman cabe adalah dengan melakukan pengairan. Tanaman cabe sebenarnya tidak memerlukan asupan air yang terlalu banyak. Pada kondisi normal cukup diberikan pengairan teratur setiap tiga hari sekali. Akan tetapi jika memang sedang dalam kondisi kemarau yang cukup ekstrim, dapat dilakukan pengairan satu hari satu kali. Begitupun jika dalam kondisi cuaca di musim penghujan, maka tidak perlu dilakukan pengairan. Karena kelebihan ataupun kekurangan air tidak baik bagi tanaman cabe.

Pemupukan

Bentuk perawatan lain untuk tanaman cabe adalah dengan melakukan pemupukan. Tanaman cabe membutuhkan pupuk untuk mendukung dan mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhannya. Pupuk yang cocok digunakan untuk tanaman cabe adalah pupuk kompos atau pupuk NPK. Akan tetapi harus diberikan dengan dosis yang cocok. Berikan sekitar satu sendokan untuk satu bulan dan berikan sekali sebulan saja. Jika cabe yang ingin dikembangkan adalah cabe organik, maka gunakanlah pupuk organik cair. Pemberian pupuk organik cair diberikan dengan cara disemprotkan pada masa-masa penting pertumbuhan daun dan buah.

Pengajiran

Perawatan pada tanaman cabe yang lain adalah dengan melakukan pengajiran. Pengajiran merupakan upaya pembuatan penopang tumbuhan dengan menggunakan bamboo ataupun kayu. Pengajiran biasa dilakukan ketika pertumbuhan sudah membuat tanaman semakin besar dan dibutuhkan penopan agar tanaman cabe yang tergolong kecil tidak roboh.

Pencegahan hama dan penyakit

Hama dan penyakit merupakan ancaman yang juga dapat menyerang tanaman cabe. Resiko hama dan penyakit ini dapat dikendalikan dengan melakukan perawatan yang dibutuhkan. Bentuk perawatan dalam upaya mencegah hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pestisida. Terdapat dua jenis pestisida. Jika tanaman cabe yang dibudidayakan adalah cabe organik maka gunakanlah pestisida organik. Jika tidak dapat digunakan pestisida buatan kimia. Akan tetapi dalam penggunaanya, pestisida tidak dapat digunakan melebihi batas normal karena akan membuat tanaman menjadi beracun.

Masa Panen

Masa panen tanaman cabe ditunjukkan oleh karakteristik buahnya yang berwarna merah. Panenlah cabe di pagi hari saat cabe masih dalam kondisi segar. Setelah pemanenan pertama, panen selanjutnya dapat dilakukan setiap 6 hingga 7 hari sekali. Setelah dipanen cabe dapat disimpan sampai dua hari setelah panen. Setelah dipanen, cabe dapat dijual sesuai harga jual per kilogramnya dan petani dapat mendapatkan keuntungan dari penjualannya.

Demikianlah cara membudidayakan cabe secara tradisional. Selain cara tradisional, terdapat tiga jenis budidaya cabe yang dapat dilakukan yaitu hidroponik, polybag, dan pot. Perbedaan dari ketiga jenis budidaya tersebut adalah pada wadah untuk media tanam ataupun media tanam itu sendiri. Lebih lengkapnya akan kita bahas di bagian berikut ini.

Cara Menanam Cabe Hidroponik

Hidroponik merupakan metode menanam yang menggunakan air sebagai media tanam untuk menggantikan tanah. Metode hidroponik mulai populer di kalangan masyarakat karena kemudahan-kemudahan yang ditawarkannya. Kemudahan dalam berkebun secara hidroponik tentu sangat menarik bagi penggiat yang hidup di perkotaan. Mengingat kesibukkan perkotaan yang sangat menyita waktu, maka sangat wajar metode hidroponik menjadi pilihan untuk dilakukan oleh para penggiatnya. Selain kemudahannya karena tidak memerlukan lahan berupa tanah, metode hidroponik juga menawarkan kemudahan untuk tidak perlu disiram setiap hari. Secara keseluruhan perbedaan budidaya metode hidroponik hanya berbeda sedikit dengan metode budidaya tanaman cabe tradisional. Perbedaan terletak pada media tanamnya.

Berikut ini penjelasan mengenai menyiapkan media tanam hingga pemanenan dengan cara hidroponik sistem wick.

Persiapan media tanam

Media tanam cabe dengan metode hidroponik adalah campuran dari sekam dan sabuk kelapa. Perbandingannya sebesar 1 : 1. Media tanam ini ditaruh pada botol plastik bagian atas yang telah dibelah menjadi dua bagian. Bagian atas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam bagian bawah botol yang telah diisi larutan nutrisi. Selain itu karena menggunakan sistem wick, maka harus disiapkan sumbu yang terbuat dari kain flannel untuk mengalirkan larutan nutrisi ke tanaman.

Persiapan larutan nutrisi

Larutan nutrisi yang digunakan adalah larutan AB Mix. Melalui larutan inilah kebutuhan nutrisi tanaman yang biasanya didapatkan dari tanah, diberikan kepada tanaman cabe hidroponik.

Nutrisi hidroponik khusus cabe

Penanaman

Sama seperti pada budidaya cara tradisional, bibit yang ditanam adalah benih yang sudah melalui persemaian. Masukkan bibit yang telah disemai ke dalam wadah yang telah disiapkan. Setelah tertanam dengan baik, maka perlu disiram secukupnya menggunakan air. Setelah satu minggu, barulah tanaman cabe dapat diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari.

benih cabe yang telah berkecambah

Perawatan

Bentuk perawatan yang paling penting untuk dilakukan pada metode hidroponik adalah dengan melakukan pemeriksaan berkala. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan tanaman tidak kehabisan larutan nutrisi. Jika larutan nutrisi sudah hampir habis, harus segera ditambahkan dan jangan sampai tanaman cabe kekeringan. Selain itu upaya perawatan dapat dilakukan dengan mencegah hama dan penyakit. Mencegah hama dan penyakit dapat dilakukan dengan pemangkasan bagian-bagian tanaman cabe yang menunjukkan tanda-tanda infeksi.

Cara Menggunakan Polybag dan Pot

Selain metode hidroponik terdapat juga budidaya cabe dengan metode yang menggunakan polybag dan pot atau bedengan sebagai wadah tanaman. Metode budidaya tidak berbeda jauh dengan metode tradisional seperti sebelumnya. Hanya langkah yang berbeda adalah pada langkah menyiapkan media tanam.

Persiapan media tanam polybag atau pot dapat diawali dengan pemilihan jenis wadah. Jika memilih polybag, maka pilihlah yang ukurannya minimal 30 cm. Ukuran ini dipilih sesuai pertimbangan ukuran maksimal dari pertumbuhan tanaman cabe nantinya. Perkiraan ukuran polybag yang tepat akan mampu menopan tanaman cabe. Media tanam dengan penggunaan polybag adalah tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 1 : 2. Berikan pupuk NPK pada polybag sebanyak tiga sendok. Akan tetapi terkadang polybag sulit ditemukan dalam ukuran yang besar dan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu muncullah alternatif lain yaitu penggunaan pot.

Penggunaan pot

Datang dengan berbagai pilihan yang ada. Terdapat pot yang terbuat dari bahan dasar plastik, semen, aluminium, dan tanah liat. Menurut pengalaman pot dari tanah liat merupakan yang paling baik digunakan untuk berkebun dalam pot. Alasannya adalah karena kemampuan pot dari tanah liat menjaga kestabilan suhu. Hal lain yang harus diperhatikan dalam penggunaan pot sebagai wadah media tanam adalah keberadaan saluran air. Tanaman cabe tidak baik mengandung air yang berlebihan pada media tanamnya. Oleh karena itu untuk memudahkan aliran air, maka bagian bawah pot haruslah dibuat lubang-lubang saluran air. Setelah dibuat saluran air, buatlah juga kaki-kaki pot untuk semakin memudahkan proses air mengalir.

Demikianlah tadi sudah kita ketahui segala hal yang harus diperhatikan dalam membudidayakan tanaman cabe. Semua informasi yang diberikan jelas dan mudah untuk dilakukan, sehingga jangan tunggu lain waktu dan mulailah budidaya cabe dari sekarang. Kami juga menyediakan produk cabe lainnya, silahkan klik disini.

One thought on “Inilah Jenis, Cara Menanam, dan Budidaya Cabe yang Perlu Anda Ketahui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Butuh Bantuan? Chat di WA