Jenis-Jenis dan Macam-Macam Tanaman Hias Part I

Indonesia merupakan daerah tropis yang menjadi tempat yang subur bagi tanaman untuk tumbuh tak terkecuali tanaman hias. Tanaman hias atau disebut juga tanaman ornamental (ornamental plant) adalah tanaman yang sengaja ditanam sebagai komponen taman atau kebun, penghias ruangan, penghias meja dan berbagai macam dekorasi lainnya.

Tanaman hias terdiri dari tanaman hias bunga, dan juga tanaman hias daun. Ini berdasarkan fakta bahwa tanaman hias tak hanya dinikmati keindahan bunganya, beberapa tanaman juga untuk dinikmati keindahan daunnya. Tanaman hias tak hanya berupa tanaman perdu atau semak, beberapa juga merupakan tanaman terna, merambat (contohnya tanaman bunga merambat) dan pohon (misalnya pohon bunga atau  pohon kategori daun, misal yang evergreen, berguna sebagai peneduh, maupun pohon eksotis).

Bagi Anda penggemar tanaman hias, berikut nama-nama tanaman hias yang ada di Indonesia. Kami susun berdasarkan abjad, agar mudah Anda kenali. Dan karena banyaknya jenis dan macam-macam tanaman tersebut, sehingga akan kami buatkan per part (dipisah-pisah artikelnya), karena tidak mungkin dimuat hanya dalam satu artikel. Langsung ke tanaman hias pertama: adenium.

1. Adenium (Adenium Obesum)

Tanaman hias yang satu ini berasal dari Afrika dan semanjung Arab tepatnya di  Gurun Sahara bagian selatan. Adenium termasuk dalam Familia Apocynaceae yang merupakan tanaman perdu atau semak menahun. Adenium merupakan tanaman tropis dan subtropis. Banyak terdapat di Afrika selatan dan Arab selatan serta di Asia. Biasa disebut juga dengan mawar gurun (desert rose) atau bintang Sabi (Sabi star). Di Indonesia, Adenium dikenal sebagai Kamboja Jepang dan di Thailand disebut Bangkok Kalachuchi.

 

Adenium tumbuh optimal pada suhu panas sedang (30-35oC), terpapar cahaya matahari yang cukup (kurang lebih 4 jam) dan menyukai kelembaban tinggi. Ademium memiliki batang sukulen (lunak, berdaging dan berair), mengeluarkan getah putih sperti susu bercampur lateks jika mengalami luka, memiliki tunas samping dan akar berbentuk bonggol tampak seperti umbi yang memanjang ke atas. Daun berbentuk bulat lonjong kadang-kadang berbulu halus.

Mahkota bunga Adenium berjumlah 5 helai (petal) yang masing-masing petal berdiameter lebih dari 5 cm. Warna mahkota bunga bermacam-macam tergantung spesiesnya. Penyerbukan Adenium dibantu oleh angin dan serangga. Sekarang sudah dapat dilakukan penyerbukan dengan bantuan manusia. Selain Adenium obesum terdapat pula beberapa spesie Adenum yaitu Adenium arabicum, Adenium bohemianum, Adenium socotranum, dan lain-lain.

2. Aglaonema (Aglaonema Commutatum)

Aglaonema merupakan tanaman hias dari Famili talas-talasan (Araceae) yang dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini banyak terdapat di Asia dan Papua Nugini.  Aglaonema  disebut juga chinese evergreen, dan di Indonesia sering disebut Bunga Sri rejeki . Berbagai spesies Aglonema yang banyak terdapat di Indonesia antara lain Aglaonema densinervium, A. nitidum, A.  rotundum,dan  A. simplex.

 

Habitat asli Aglaonema adalah hutan hujan tropis, dapat tumbuh di daerah dengan intensitas cahaya rendah dan kelembaban tinggi. Tanaman ini merupakan tanaman perdu, memiliki akar serabut, dan batang berkayu yang sering menjalar di atas tanah (pada ruas batang dapat tumbuh akar). Bentuk daun lebar, menyirip dan bervarigasi (mempunyai zona warna berbeda) hijau dan perak (terkadang merah tergantung spesiesnya).

Aglaonema memiliki tongkol bunga (spadix), bunga betina terdapat di bagian pangkal tongkol dan bunga jantan di ujung tongkol bunga.  Buah Aglaonema menyerupai buah berry yang pada saat matang berwarna merah dan berbiji. Aglaonema dapat diperbanyak secara vegetatif menggunakan stek batang, stek mata tunas atau dengan pemisahan anakan.

3. Bunga Air Mancur (Russelia Equisetiformis)

Bunga air mancur atau biasa disebut firecracker plant (tanaman petasan) termasuk dalam Familia Scrophulariaceae. Sering disebut juga Coral Fountain karena pertumbuhan bunganya menjuntai seperti air mancur. Tanaman ini berasal dari meksiko, tinggi tanaman 1-2 meter, merupakan tanaman perdu atau semak, batang tanaman merunduk, batang berwarna hijau tua, dan bentuk daun seperti kumpulan asparagus dengan percabangan yang banyak serta ramping.

 

Bunga air mancur berwarna merah berbentuk seperti pipa dengan ujung pipa terbelah 4-5. Panjang pipa bunga 3-4 cm. Tanaman ini tumbuh baik di daerah hangat dan menyukai paparan matahari langsung dan hanya tumbuh saat musim semi di daerah subtropis. Bunga air mancur dapat tumbuh dalam kondisi tanah apapun asal memiliki jumlah air yang cukup (kondisi tidak kering). Bunga dan daunnya mengandung flavonoid dan saponin sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas.

4. Bunga Air Mata Pengantin (Antigonon Leptopus)

Tanaman genus Antigonon ini merupakan tumbuhan liana (merambat) dan berasal dari Amerika Tengah. Air mata pengantin termasuk dalam Famili atau suku Polygonaceae. Tanaman ini cukup populer sebagai tanaman hias sejak masa kolonia Belanda.

Batang tanaman air mata pengantin memiliki rusuk memanjang dengan panjang 3-6 cm. Tanaman ini memiliki sulur sebagai alat untuk merambat tegak. Tinggi tanaman 3-6 meter. Antigonon memiliki daun menyerupai jantung, ujung meruncing berukuran 5-8 cm. Bunga Antigonon leptopus berwarna merah muda yang indah, terdiri dari 5 helai bunga (petal) dan memiliki buah berbentuk seperti kerucut.

Perbanyakan tanaman dapat melalui stek batang. Selain sebagai tanaman hias, akar dan rimpang tanaman ini diyakini bermafaat sebagai obat herbal untuk anti-diabetes, dan sebagai obat untuk melindungi organ hati.

5. Alamanda Atau Allamanda (Alamanda Cathartica)

Alamanda merupakan tanaman hias dari Famili Apocynaceae (satu famili dengan Kamboja dan Adenium). Sering disebut sebagai bunga lonceng kuning atau buttercup.  Tanaman ini tersebar mulai Amerika Tengah dan Selatan hingga Asia. Awalnya tanaman ini banyak ditemukan di Brazil.

Alamanda merupakan tanaman perdu atau semak berkayu dengan tinggi tanaman sekitar 2 meter. Daun tersusun melingkar membentuk karangan sebanyak 4-5 helai daun, berwarna hijau muda, ujung runcing, halus dan tebal. Batang tanaman bergetah, bunga berwarna kuning seperti terompet terletak di ujung atau terminal batang dengan diameter 5-7 cm, dan memiliki buah bulat seperti kapsul berduri.

 

Alamanda menyukai daerah dengan paparan sinar matahari langsung sehingga optimal tumbuh pada daerah beriklim tropis, curah hujan yang cukup (kurang lebih 1000-2800 mm per tahun), kelembaban tinggi, tidak menyukai tanah yang bersifat asam dan tidak tahan suhu dingin. Tanaman ini memiliki pertumbuhan yang cepat .

Tanaman ini dapat diberbanyak dengan biji dan perbanyak vegetatif dapat dilakukan dengan stek batang. Selain sebagai tanaman hias, Alamanda atau beberapa juga menyebutnya Allamanda, juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Getah Alamanda diyakini dapat menjadi obat anti bakteri dan bunganya ternyata dapat dijadikan sebagai obat pecahar (laksatif) dan dapat dijadikan antibiotik (untuk bakteri Staphylococcus sp). Selain itu, akar tanaman ini umum digunakan mencegah penyakit hepatitis (penyakit kuning).

6. Anggrek

Tanaman dari Famili Orchidaceae ini memiliki anggota spesies terbanyak. Sebagian besar hidup di iklim tropis sebagai epifit (menumpang pada tumbuhan lain) namun ada pula yang hidup di tanah. Anggrek dapat tumbuh pada konsisi suhu 15-28oC dengan kelembaban 60-80%. Tanaman ini memiliki batang seperti umbi (pseudobulb), akar serabut, dan biasanya pada permukaan akar terdapat mikoriza (simbiosis jamur dan akar).

Batangnya beruas-ruas, pada anggrek tanah batang pendek seperti umbi sedangkan anggrek epifit batang tebal berlilin. Batang dapat tumbuh secara monopial (memanjang ke atas pada satu titik tumbuh) atau simpodial (tidak memiliki batang utama, seperti memiliki cabang-cabang samping). Daun anggrek bervariasi tergantung spesiesnya mulai dari oval hingga memanjang dan pada beberapa spesien daun menebal dan berlilin untuk mengurangi penguapan.

Bunga tersusun majemuk, muncul dari ketiak daun, Sepal dan petal memiliki bentuk dan warna yang sama dan salah satu petal termodifikasi menjadi labellum (lidah). Buah anggrek berbentuk kapssul berwarna hijau dan pecah jika masak. Biji sangat banyak, halus dan ringan namun tidak mudah tumbuh pada sembarang tempat karena biji tidak memiliki cadangan makanan. Hanya beberapa biji (dari ribuan yang dimiliki) yang dapat berkecambah pada medium yang sesuai. Perbanyakannya dengan pemisahan keiki (kumpulan pseudobulb) atau dengan kultur in vitro biji.

Berikut beberapa anggrek yang populer di Indonesia:

A. Anggrek Bulan (Phalaenopsis Amabilis)

Phalaenopsis amabilis atau anggrek bulan merupakan anggrek alam yang berperan penting dalam menghasilkan hibrida-hibrida baru unggulan. Anggrek ini merupakan  anggrek  epifit,   akarnya   memiliki   velamen,   batang   utama monopodial, dan  tidak memiliki pseudobulb. Batang tidak tampak jelas, tertutupi oleh pelepah daun. Daun 2-7 helai, berbentuk tombak memanjang ditutupi lapisan kutikula, sukulen, melebar ke arah ujung dan menyempit di bagian pangkal serta merunduk.

Bunga berupa tandan tersusun dua baris berselang dalam sebuah tangkai. Habitus besar dan kuat, bunganya awet dan mudah pemeliharaannya. Untaian bunganya indah berbentuk kupu-kupu, kuntum bunga berukuran besar dengan diameter 5-10 cm, warna petal dan sepalnya putih.

 

Anggrek   bulan   dideskripsikan   pertama   kali   sebagai   Epidendrum amabile,  selanjutnya  Blume menemukan  genus  Phalaenopsis  dengan  tanaman yang dideskripsi oleh Linneus. Tanaman anggrek P. amabilis merupakan  tipe tanaman  yang memiliki periode fase vegetatif yang panjang. P. amabilis pada umumnya membutuhkan waktu 130 minggu atau sekitar 2,5 tahun setelah penanaman biji untuk dapat berbunga.  Genus Phalaenopsis lain yang terkenal adalah Phalaenopsis violace. Anggrek ini memiliki bunga yang mengeluarkan wangi yang harum.

B. Anggrek Cattelya (Cattleya Sp.)

Tanaman anggrek ini bunga yang besar dan spektakuler. Cattleya biasa disebut Queen of Orchid (ratu anggrek). Cattelya merupakan anggrek epifit pada pohon-pohon yang besar sehingga terhindar dari sinar matahari secara langsung. Tanaman ini memiliki bulb sebagai penyimpan air selain akar. Cattelya menyukai suhu 15-35oC dengan kelembaban 50%-80% agar tumbuh baik dan rajin berbunga.

 

Tanaman ini memiliki batang simpodial dan membentuk rumpun tunas anakan (keiki). Pertumbuhan tunasnya horizontal seperti merambat. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan pemisahan anakan (keiki).

C. Anggrek Dendrobium (Dendrobium Sp.)

Anggrek Dendrobium merupakan genus aggrek dengan spesies yang beraneka ragam. Anggrek epifit ini memiliki bermacam variasi bunga. Anggrek ini adalah anggrek yang relatif lebih mudah dipelihara dibandingkan jenis anggrek yang lainnya. Tanaman simpodial ini memiliki rhizoma yang dari bagian ini muncul tunas baru. Dendrobium memiliki pseudobulb (umbi semu) dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi tergantung jenis spesies anggrek Dendrobium.

Dendrobium memiliki tinggi tanaman bervariasi, mulai dari yang beberapa centimeter (D. leucocycanum) hingga yang mencapai tinggi beberapa meter (D. discolor). Anggrek ini menyukai sinar matahari langsung, dapat tumbuh pada kondisi panas sedang.  Dendrobium menyukai intensitas cahaya 40%-60%.

 

Beberapa spesies memiliki bentuk yang khas seperti D. spectabile yang memiliki bunga berbentuk seperti alien (sepal dan petal keriting berwarna coklat atau merah bata) umum ditemui di Papua, Kepulaun Solomon, dan Papua Nugini. Beberapa anggrek Dendrobium yang beraroma wangi  D. moschatum, D. crumenatum (anggrek merpati), dan  D. agregatum.

D. Anggrek Oncidium (Oncidium Sp.)

Tanaman anggrek ini umumnya tumbuh di daerah kering dengan intensitas cahaya 20%-60%. Tanaman ini memiliki akar dan daun yang berdaging besar. Pada budidaya Oncidium, penyiraman perlu dilakukan dengan selang waktu 2-10 hari tergantung kondisi lingkungan saat itu (musim hujan atau kemarau).

 

E. Anggrek Vanda (Vanda Sp)

Anggrek Vanda hidup di daerah tropis dan subtropis, tumbuh secara monopodial, dan habitat hidupnya dapat tumbuh di tanah dan ada pula yang epifit. Bunga vanda tersusu dalam tandan yang terdiri dari 1-15 kuntum bunga. Vanda memiliki warna bunga bervariasi tergantung spesiesnya (putih dengan bintik-bintik coklat kemerahan, ungu atau kuning, dan lain-lain). Bunga Vanda memiliki 3 taji pada bagian labellumnya (lidah atau bibir bunga). Labellum Vanda mengeluarkan aroma wangi yang kas untuk menarik serangga datang membantu penyerbukan.

 

Bentuk batang lurus tidak memiliki pseudobulb, akarnya silindris berujung runcing. Akar Vanda merupakan akar serabut dan memiliki akar udara (aerial root) yang muncul pada ruas-ruas batang di antara ketiak daun.

 

Daun Vanda memiliki bentuk yang bermacam-macam. Pada umumnya berbentuk pita, lanset, dan berdaun lebar (daun sabuk).  Vanda tricolor (anggrek totol yang banyak dijumpai di Gunung Merapi) memiliki daun dengan jenis daun sabuk (strap leaf) ini.

Untuk jelas tentang tanaman Anggrek, Anda dapat langsung Klik disini.

7. Anthurium (Anthurium Sp.)

Anthurium merupakan tanaman hias yang juga dimanfaatkan sebagai bunga potong. Tanaman dari Famili Aracaceae memiliki daun yang cantik seperti kerabatnya Aglaonema. Spesies yang sering ditemui adalah Anthurium andraeanum yang biasa disebut flamingo lily.  A. andraeanum ini, menurut NASA Clean Air Study, termasuk dari salah satu tanaman yang mampu menyerap dan ‘menyingkirkan’ senyawa-senyawa berbahaya seperti formaldehyde, xylene, toluene, dan ammonia dari udara.

Anthurium andreanum populer sebagai bunga potong dengan bunga berbentuk tongkol bunga (spadix) berwarna merah muda dan sphate/bractea (daun pelindung) lebar  berwarna merah muda menyala. Bractea ini sering disalah artikan sebagai bunga itu sendiri.

 

Anthurium merupakan genus dengan jumlah spesies terbanyak di antara  genus dari family Aracaceae lainnya. Ada sekitar 1000 jenis yang diperkirakan tergolong dalam genus Anthurium. Tanaman ini dapat hidup secara terrestrial (di atas tanah) ataupun epifit (menopang pada tumbuhan atau batang pohon lain).

Tanaman ini tidak memiliki dormansi (‘bertapa’ atau berhenti tumbuh). Selain jenis Anthurium bunga, Anthurium daun juga merupakan jenis Anthurium yang populer di kalangan pencinta tanaman hias. Daun umumnya berwarna hijau tua, tulang daun menonjol dan besar, sehingga Anthurium daun terlihat kekar dan megah. Konon, Anthurium adalah tanaman para Raja Jawa. Salah satu jenis Anthurium daun adalah Anthurium jenmaii  yang biasa disebut tanaman gelombang cinta.

Tanaman ini tidak menyukai paparan sinar matahari langsung sehingga perlu ditanamam di bawah naungan (tempat teduh). Suhu optimum Anthurium berkisar antara 23-29oC dengan kelembaban sekitar 80%-90%. Perbanyakan Anthurium dapat melalui biji (generatif) dan melalui stek batang (vegetatif). Perbanyakan tanaman ini dengan kultur jaringan (kultur in vitro) juga telah dilakukan.

8. Anyelir (Dianthus Caryophillus)

Tanaman anyelir (bunga teluki) atau dalam bahasa Inggris disebut Carnation merupakan tanaman hias dalam pot dan juga populer sebagai bunga potong. Anyelir merupakan tanaman perdu menahun, tinggi sekitar 80 cm bahkan mampu mencapai 2 meter, seringkali harus dibantu dengan penyangga tanaman agar dapat berdiri tegak. Tanaman ini menyukai sinar matahrri langsung dan dapat tumbuh dengan pengairan yang baik serta tanah berkadar asam (pH) netral atau sedikit basa.

Tanaman yang termasuk golongan suku Caryophillaceae ini awalnya berasal dari kawasan Mediterania. Anyelir mampu hidup selama 18 hingga 20 bulan, memiliki daun dengan pertulangan daun menyirip, sempit, memanjang dan runcing. Warna daun hijau keabu-abuan atau hijau kebiru-biruan.

 

Bunga anyelir tersusun tunggal dalam satu tangkai bunga atau banyak bunga (umumnya 5 bunga) dalam satu tangkai bunga (biasa disebut tipe ‘spray’). Diameter bunga sekitar 3-5 cm, mengeluarkan aroma wangi, dan warna bunga asli adalah merah muda keunguan yang terang. Kultivar anyelir saat ini sudah memiliki warna bunga kuning, putih, merah, hijau dan kuning dan masih banyak kultivar lain yang sedang dikembangkan.

9. Azalea (Rhododendron Sp.)

Tanaman dari golongan familia Ericacea (satu kelompok dengan tanaman blueberry dan cranberry). Azalea merupakan tanaman perdu berbunga dari genus Rhododendron, menyukai naungan sehingga dapat tumbuh baik di dekat atau dibawah pohon besar.

Azalea memiliki pertumbuhan yang lambat, menyukai tanah dengan pH asam (4,5 – 6), perairan yang bagus, terkena paparan cahaya matahari penuh, dan udara yang sejuk. Azalea berbeda dengan Rhododendron sejati karena hanya memiliki 5 tangkai putik dalam setiap bunganya.

 

Perbanyakan azalea dapat dilakukan dengan perkecambahan biji dan juga melalui stek batang. Ada dua jenis azalea yang umum dikenal di Indonesia sebagai tanaman hias yaitu Indian azalea (R. simsii) dan Japanese azalea (R. obtusum). Kedua jenis azalea tersebut memiliki ketinggian 30-45 cm. Ukuran bunga Japanese Azalea lebih kecil daripada Indian Azalea.

10. Amaryllis dan Kelompok Bakung (Lilium Sp.)

Tanaman bakung atau populer juga dengan sebutan Lili (Lily) adalah tanaman perdu tahunan yang memiliki tinggi  60 cm hingga 180 cm. Tanaman ini merupakan golongan genus Lilium dan famili Liliaceae. Tanaman ini tumbuh dari umbi di dalam tanah, dengan bunga besar yang menyolok. Umumnya bunga bakung memiliki 3 daun bunga, memiliki wangi yang harum dan terdapat dalam berbagai warna seperti putih, merah muda, ungu dan lain sebagainya.

Bunga berbentuk karangan di ujung batang, memiliki tepal (sepal (kelopak bunga) dan petal (mahkota bunga) tidak dapat dibedakan) sejumlah 6 buah sehingga membentuk bunga mirip corong hingga topi ala turki. Bakung menyukai cahaya matahari penuh tapi tidak langsung, tumbuh optimal pada tanah dengan kondisi pH netral hingga sedikit basa sehingga budidaya bakung tidak memerlukan pupuk yang banyak.

 

Habitat asli bakung adalah hutan dan pegunungan. Bakung menyukai kondisi tanah dengan pH netral untuk pertumbuhannya. Bakung memiliki umbi yang berkembang menjadi akar adventif  (akar modifikasi) berupa stolon atau rhizoma. Setiap tahun tunas baru akan tumbuh di atas akar adventif tersebut. Perbanyakan bakung umumnya menggunakan umbi. Salah satu jenis lily yang populer adalah Amaryllis.

11.Bougenville Atau Bugenvil (Bougainvillea Sp.)

Tanaman bougenville atau bugenvil termasuk dalam golongan Famili Nyctaginaceae dan genus Bougainvillea. Tanaman ini memiliki spatha (seludang bunga/bunga pelindung) yang khas berbentuk menyerupai kertas tipis dengan warna-warna yang menarik (oranye, putih, ungu, merah muda, dan lain-lain).

 

Spatha ini sering disalahartikan sebagai bunga bugenvil. Bunga sebenarnya adalah yang berukuran kecil terdapat di tengah spatha dengan jumlah 3 tangkai bunga. Jumlah spatha yang melindungi bervariasi antara 3-5 buah. Tanaman ini memiliki batang berduri dengan tinggi tanaman 1-12 meter. Bugenvil memiliki sulur yang rapat, daunnya lebar dan tirus.

Tanaman ini tumbuh membentuk rimbunan pokok, umum ditemui di daerah ekuator (khatulistiwa), menyukai sinar matahari sepanjang hari, dan dapat tumbuh dalam kondisi kering. Kemampuan tanaman ini hidup dalam kondisi panas dan sedikit air, dan dapat merambat, membuatnya cocok untuk dijadikan sebagai tanaman peneduh pada kanopi rumah atau trotoar. Tanaman ini dapat tumbuh lambat hingga sangat cepat tergantung jenis spesiesnya. Perbanyakan tanaman ini dapat dengan cara vegetatif dengan cara stek batang dan cangkok. Lanjut ke part II.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Butuh Bantuan? Chat di WA