Secara umum tanaman berbunga dan berbiji atau angiosperma bisa dibedakan jadi 2 macam golongan yaitu tanaman dikotil dan tanaman monokotil. Masing-masing mempunyai ciri-ciri yang tidak sama. Perbedaan dan ciri tersebut terjadi pada beberapa bagian tanaman misalnya akar, bunga, daun, dan sebagainya.
Baca juga: Perbedaan Proses Fotosintetis pada Tanaman C3, C4 dan CAM
Tanaman Dikotil
Dikotil merupakan tanaman yang bunganya berkeping dua. Apabila bijinya dibelah juga akan terlihat seperti keping dua. Ciri paling utama yang dimiliki tanaman ini adalah selalu berakar tunggang tapi ada cabangnya. Demikian pula batangnya juga bercabang banyak namun tidak beraturan.
Batang dan akar tersebut memiliki kambium. Sehingga tanaman dikotil bisa menjalani proses pertumbuhan secara sekunder dan akarnya. Akar dan batang tanaman ini dapat menjadi besar. Pada tahapan pertumbuhan inilah tanaman dikotil bisa dikembangbiakan melalui teknik stek, okulasi dan cangkok.
Sedangkan bunganya mempunyai susunan yang lebih lengkap terdiri dari kelopak, mahkota dan benang sari. Jumlah semua bagian buang tersebut berkelipatan empat atau lima. Misalnya 8 atau 4 dan 10 atau 5. Lalu untuk daunnya, daun pada tanaman dikotil terdiri dari beberapa macam bentuk, ada yang bertangkai dan ada yang uratnya menjari atau menyirip.
Tanaman dikotil ini banyak sekali jenisnya. Salah satunya Casuarinaceae yang berumah satu atau dua. Daunnya tereduksi atau berukuran kecil dan bunga atau buahnya berbentuk kerucut. Contohnya antara lain cemara laut dan cemara gunung.
Capparaceae adalah tanaman dikotil berupa perdu dan berkayu. Daunnya ada yang majemuk, tunggal dan menjari dengan ukuran kecil. Buahnya seperti kapsul yang panjang. Contohnya yaitu capparis spinosa dan gynandropis speciosa.
Selain itu masih banyak lagi jenis tanaman dikotil seperti malvaceae, myrtales, leguminosace, apocynaceae, compositae, piperaceae dan rocaceae. Kemudian ada lagi solanaceae, rutaceae, magnoliaceae, nyctaginaceae dan nymphaeaceae.
Tanaman Monokotil
Tanaman monokotil merupakan tumbuhan yang berbiji keping tunggal atau satu. Ciri paling menonjol yang terlihat pada tanaman ini adalah tidak memiliki dahan maupun ranting dalam jumlah yang banyak. Sedangkan akarnya berupa akar serabut dan hanya dapat tumbuh kecil-kecil saja, termasuk batangnya. Keduanya tidak punya kambium, sehingga tidak bisa tumbuh secara sekunder dan membesar.
Sebagian besar tanaman monokotil tidak berkambium tetapi ada sebagian kecil yang memiliki kambium pada kulit batangnya. Selain itu bunganya tidak lengkap dan hanya berupa mahkota, kelopak dan benang sari saja. Jumlahnya ada tiga atau kelipatan tiga misalnya 3, 6 atau 9.
Adapun bentuk daunnya selalu melengkung dan sejajar. Tulang daun yang melengkung dan sejajar tersebut membentuk susunan garis yang kemudian akan menyatu di bagian ujung yang bentuknya lancip. Contohnya adalah tanaman padi, tebu atau jagung.
Jenis tanaman monokotil juga banyak meskipun tidak sebanyak tanaman dikotil. Di antaranya liliaceae berupa tanaman semak basah yang berakar rimpang dan umbi berlapis. Contoh dari tanaman ini adalah bunga tulip dan bunga lili atau lilium regale.
Amaryllidaceae juga berupa tanaman semak basah namun bersifat menahun. Contohnya yaitu bunga sedap malam dan kembang cokelat. Sedangkan orochidaceae adalah tanaman anggrek yang akarnya berbentuk rimpang dan berdaging pada daunnya. Contohnya anggrek tanah dan vanda tricolor.
Jenis tanaman monokotil lainnya adalah gramnineae, bromeliaceae, musaceae, singiberaceae, cactaceae dan pandanaceae. Meski memiliki karakter yang tidak berbeda, tetapi secara umum jenis-jenis tanaman monokotil ini tetap mempunyai ciri-ciri yang sama.
Itulah beberapa perbedaan yang dapat dijumpai pada tanaman dikotil dan monokotil beserta jenis-jenisnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena ada proses evolusi yang berlangsung selama jutaan tahun.