Hidroponik fergitasi merupakan salah satu sistem teknik hidroponik yang bisa diaplikasikan pada tanaman tomat, cabe, mentimun, semangka, melon dan sebagainya. Tapi sebelum sistem ini dijalankan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Beberapa di antaranya adalah lahan, mulsa, media tanam, kantong polybag, perabot fertigasi, pompa, timer dan bak tandon untuk menyimpan nutrisi.
Menyiapkan Lahan dan Memasang Mulsa
Lahan yang mau dipakai untuk hidroponik sistem fertigasi harus dibersihkan dulu dari gulma atau sisa kayu yang masih tertanam di tanah. Setelah itu diratakan serta dibuatkan bedengan, dengan ukuran 90 hingga 100 cm dengan jarak 70 sampai 80 cm. Panjang dan tingginya bisa disesuaikan dengan kondisi pada lahan.
Ketika lahannya sudah siap, mulsa harus segera dipasang. Caranya tidak berbeda jauh dengan pemasangan mulsa pada budidaya tanaman konvensional. Tujuan dari pemasangan mulsa ini adalah untuk mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman liar lainnya.
Menyiapkan Media Tanam dan Polybag
Media tanam terbaik untuk budidaya tanaman hidroponik fertigasi adalah arang sekam yang dicampur dengan full cocopeat atau cocopeat dengan perbandingan komposisi 1 : 1. Setelah itu siapkan polybag yang sebelumnya sudah diisi media tanam. Media tanam tersebut harus ditekan perlahan agar lebih padat. Tekanannya tidak boleh terlalu kuat, karena jika medianya semakin padat justru kurang baik.
Polybag berisi media ini selanjutnya disusun di atas mulsa, menggunakan jarak 60 x 60 cm. Jarak ini bukan merupakan ukuran mutlak yang harus selalu diikuti, karena bisa disesuaikan dengan keinginan atau jenis tanaman yang mau dibudidayakan. Selain itu polybag tersebut dapat disusun dengan konsep sejajar atau zig zag. Hal ini juga disesuaikan menurut selera.
Membuat dan Memasang Fertigasi
Berikutnya perabot fertigasi dipasang dan diletakan di bagian tengah bedengan. Instalasi juga ikut dipasang di lokasi yang sama. Masing-masing stik fertigasi sebaiknya digunakan untuk 1 polybag saja.
Bahan yang harus disiapkan untuk membuat hidroponik fertigasi terdiri dari pipa induk, pipa selang atau pipa pembagi, selang fertigasi, neple, stik fertigasi dan timer. Pipa paralon punya fungsi sebagai alat guna mengalirkan larutan nutrisi dari dalam tandon menuju lahan. Setelah itu dibagi denga pipa 2/4 pada masing-masing bedengan.
Sedangkan jumlah selang fertigasi yang dipasang harus selalu sama dengan jumlah polybag yang ada di selang pembagi. Berikutnya antara selang fertigasi dan selang pembagi disatukan atau dihubungan melalui neple. Sementara itu stik fertigasi dipasang di bagian paling ujung selang fertigasi kemudian ditacapkan di media tanam.
Menyiapkan Tandon atau Bak Nutrisi dan Pompa
Langkah terakhir dalam sistem hidroponik fertigasi menyiapkan tandon atau bak untuk menyimpan nutrisi. Ukurannya harus selaras dengan populasi tanaman yang akan dibudidayakan. Untuk pompanya juga harus dipasang dengan penataan yang pas, sehingga lebih mudah terhubung dengan selang induk.
Demikianlah penjelasan singkat tentang teknik hidroponik fertigasi, semoga bisa bermanfaat untuk semua.
Lihat di sini berbagai produk perlengkapan hidroponik kami.